Langsung ke konten utama

Menjual semuanya utk berlayar tapi baru dua hari perjalanan kapalnya tenggelam



Yang tersisa hanya anjing dan beberapa barang pribadi

Pasangan ini berhenti bekerja dan menjual semua barangnya untuk berlayar mengelilingi dunia namun impian mereka pupus. Mereka kehilangan segalanya karena baru dua hari berlayar perahunya terbalik. 

Minggu yang lalu, Tanner Broadwell dan Nikki Walsh memulai petualangan mereka dengan perahu layar mereka yang panjangnya 8,5 m. Perjalanan dimulai dari marina di Tarpon Springs. Dua hari kemudian layanan darurat dipanggil untuk melapor karena ada perahu terbalik di Teluk Meksiko, 25 mil dari pantai Madeira.

Saat berlayar melalui lokasi wisata yang populer, bagian bawah perahu mereka menabrak benda yang tidak terlihat di bawah air dan dengan cepat air masuk ke dalam perahu. Terpaksalah mereka melakukan evakuasi.

Milik mereka sekarang hanyalah seekor anjing berumur 2 tahun yang diberi nama Remy, kartu jaminan sosial dan telpon selular. "Semuanya ludes dalam waktu 20 menit", kata Broadwell.

Selama dua tahun mereka merencanakan dan menabung. Untuk itu Broadwell yang bekerja sebagai tenaga pemasaran mencari uang tambahan dengan mengemudikan Uber. Pada bulan April 2017, mereka menjual semua milik mereka termasuk mobil station dan membeli perahu buatan tahun 1969 dengan harga USD 5000,- atau Rp 67.375.000,-

Menarik juga bahwa sampai saat itu mereka tidak mempunyai pengalaman berlayar. Maka selama beberapa bulan mereka belajar dari ayah Broadwell. Baru bulan ini mereka merasa sudah siap.

Lalu teman-teman mereka secara besar-besaran melepas mereka dari Tarpon Springs. Dua hari kemudian perahu yang diberi nama Lagniappe tenggelam. Ongkos  untuk mengangkat dan memperbaikinya ditaksi USD 10,000, sedangkan sisa uang mereka sekarang USD 90.

Independent

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Siapa yang bertanggung jawab atas cukuran batok kelapa ini?

Seperti di film Dumb and Dumber Seorang remaja, Aiden Bowness (17), ingin terlihat rapi pada pesta keluarga, namun salon langganannya tutup Selasa siang kemarin. Karena itu dia pergi ke tempat lain, Brazuca Gentry Grooming di Carlisle Cumria dengan membawa contoh foto cukuran sederhana pendek di belakang dan samping. Dia berpendapat potongan rambut yang dikehendakinya sederhana sehingga tidak memerlukan penjelasan lebih lanjut. Kemudian dengan bayaran 8 pound sterling (Rp 150.000), didapati seolah-olah rambutnya dicukur dari ujung mangkuk seperti  pelawak Jim Carrey dalam film Dumb and Dumber. Malu dengan potongan rambut yang demikian maka keesokan hari,  sambil menutupinya dengan topi dia pergi ke pemangkas rambut langganannya. Untuk perbaikan atas cukuran batok kelapa ini Bowness perlu mengeluarkan ongkos tambahan sebesar 5 pound (Rp 93.000). Dia memposting pengalamannya itu di Facebook dan segera menjadi viral. Namun pemilik salon rambut, Flamencia membantah

Coca Cola sedang mengamati pasaran minuman yang dicampur ganja

Apakah di rak ini akan ada CocaCola  mengandung ganja? Menurut laporan dari Amerika Serikat CocaCola sedang mempertimbangkan dengan serius untuk memproduksi minuman yang mengandung ganja. Perusahaan raksasa  minuman ringan ini mengamati dengan seksama pasar minuman ganja yang tumbuh dengan pesat dan ada kemungkinan akan masuk dalam waktu yang dekat. CocaCola mengumumkan minatnya dalam pernyataan yang dikeluarkan hari Senin tanggal 17 September. Pernyataan ini menanggapi laporan dari BNN Bloomberg yang mengatakan Coke sedang dalam pembicaraan dengan Canada Cannabis Inc. untuk mengembangkan minuman yang diinfus dengan cannabidiol (CBD), zat kimia non-psikoaktif yang terkandung dalam ganja. Coke akan mengikuti gerak cepat pembuat alkohol besar dan perusahaan rokok untuk menguji pasar ganja dan mencari mitra menjelang tanggal 17 Oktober pada waktu mana ganja rekreasi diluncurkan secara legal di Kanada.  Coke dan Aurora dalam pernyataan terpisah mengatakan tertarik dengan

Bravo Perusahaan Listrik Negara

Meminjam lirik dari  lagu Sayur Kol, waktu aku jalan-jalan ke Senayan hujan turun dengan derasnya.  Kemarin pagi saya menghadiri suatu acara di Gedung Caraka Loka di dekat Senayan. Karena adanya aturan nomor ganjil dan genap, pesanan taksi online saya tidak mendapatkan response. Maka dalam pesanan baru tujuan saya ganti ke suatu mal yang terletak di Senayan yang tidak terdampak oleh aturan ganjil dan genap. Pikir saya nanti turun saja di persimpangan Hang Tuah dan Senayan dan tinggal menyebrang ke gedung Caraka Loka. Benar tidak lama kemudian saya mendapatkan taksi. Di tengah perjalanan turun hujan deras sehingga walaupun hanya menyeberangi jalan saya kebasahan juga.  Ini adalah gangguan pertama yang saya alami kemarin. Saya teringat pada  pepatah 'sedia payung sebelum hujan'.  Gangguan kedua saya alami di rumah sekembalinya dari acara. Ternyata listrik mati. Saya menayakan ke beberapa tetangga ternyata mereka mengalami hal yang sama. Listrik mati menjelang jam 10 pag