Robot KucingLiar di atas dibuat oleh perusahaan robot Boston Dynamics. Robot yang berkaki empat ini, dapat belari bebas dengan kecepatan 32 km/jam merupakan yang tercepat di dunia.
Pengembangan robot yang bisa digunakan di medan perang ini didanai oleh badan peneliti riset pertahanan Defence Advanced Reseach Perojects Agency (DARPA) yang merupakan bagian dari lembaga penelitian Pentagon.
Noel Sharkey seorang profesor kecerdasan buatan (AI) dan robotik dari Universitas Sheffield mengatakan "Kami tidak tahu tujuan militer apa yang akan dikerjakan oleh KucingLiar tapi yang pasti adalah langkah menuju robot darat berkecepatan tinggi yang bisa dijadikan senjata untuk memburu dan membunuh.
Perdebatannya: apakah senjata yang otonom memang diperlukan?
Pendukung dari senjata AI mengemukakan bahwa senjata yang demikian akan mengurangi biaya pertahanan dan jumlah korban dalam peperangan.
Sebaliknya lebih banyak peneliti termasuk ahli fisika teoritis Stephen Hawking dan pendiri Tesla, Elon Musk, yang menentang pengembangan senjata AI.
Para penentang ini mengemukakan bahwa senjata AI pada akhirnya akan menyebabkan benterokan senjata dalam skala besar antara negara atau budaya. Di samping itu dalam beberapa hal manusia bisa kehilangan kendali terhadap senjata AI.
Periset AI yang berpartisipasi dalam Konperensi Gabungan Mengenai Artficial Intelegence yang diselenggarakan di Buenos Aires tahun 2015 mengumumkan sebuah surat terbuka pada pembukaan konperensi. Didalamya diserukan pelarangan senjata penyerang otonom yang tidak cukup dikendalikan manusia.
Mengingat mudahnya pengembangan senjata otonom dibandingkan dengan senjata nuklir yang mahal dan bahan bakunya sulit didapat, maka sekali senjata ini dikembangkan maka akan hadir di mana-mana dan murah bagi kekuatan militer besar untk memproduksinya secara massal,kata para periset tersebut.
Dengan demikian senjata AI dapat diperoleh di pasar gelap, jatuh ketangan teroris dan diktator kata mereka, dan ditambahkan bahwa senjata seperti itu dapat digunakan untuk tugas pembunuhan, merusak setabilitas bangsa, menundukkan penduduk dan secara selektif membunuh kelompok ethnik tertentu.
Konon dalam pengembangan AI Amerika Serikat, pengendalian oleh manusia tidak boleh dihilangkan. Artinya senjata AI dapat memantau dan menilai kondisi medan perang, namun hanya manusia yang dapat menekan tombol untuk menyerang.
Korea Times
Komentar
Posting Komentar