Langsung ke konten utama

Kakek 73 tahun menjadi korban keganasan Pit Bull


Keganasan memang menjadi ciri dari anjing ras Pit Bull. Hari Minggu kemarin, seorang pencari kayu bakar yang bernama Sarju, umur 73 tahun telah diserang anjing Pit Bull hingga tewas. Menurut Tribunnews, peristiwa ini terjadi di Dusun Kroncong, Kabupaten Kediri.

Akibat serangan anjing yang dipelihara oleh Najam, korban mendrita luka parah di tangan, kaki dan kepalanya dan meninggal di RSUD Gambira, Kediri. Dia diserang pada saat mencari kayu bakar di lahan kosong di samping kandang peternakan ayam.

Kedua anjing tersebut memang tidak diikat karena untuk menjaga kandang peternakan ayam.  Ketika Sarju berada di sekitar kandang ayam, tiba-tiba dia di kejar dan diserang oleh kedua Pit Bull melalui celah dinding pembatas.

Sifat agresif dari Pit Bull rupanya dimanfaatkan oleh Sarju untuk menjaga kandang ayam. Naluri berkelahi dari Pit Bull tetap ada walaupun mereka dipelihara bersama kucing atau bahkan bersama anjing lainnya. Tidak ada jaminan bahwa mereka tidak akan mengejar binatang lainnya itu. 

Pit Bull harus diikat setiap waktu dan halaman pemilik binatang tersebut harus dipagari. Mengisolasi Pit Bull bukan suatu pemikiran yang baik. Dari sejak kecil binatang ini harus disosialisasi sehingga mereka dapat menerima orang baru dan situasi baru.

Polisi kini telah mengamankan dua anjing Pit Bull ini sebagai langkah pencegahan dan sekaligus mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Pihak kepolisian juga telah meminta keterangan dari Najam sebagai pemilik Pit Bull. Tentunya akan diselidiki apakah ada unsur kelalaian terkait lepasnya Pit Bull yang menewaskan Sarju.
Tribunnews

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pecandu seks yang berjuang melawan ketagihannya menjadi sembuh setelah berkunjung ke Bali

Nama wanita ini Erica Garza, 35 tahun, dari Los Angeles. Dia adalah pecandu seks yang berjuang melawan ketagihan pornografi yang diidapnya sejak usia dua belas tahun. Perjuangannya ini berlangsung selama 20 tahun. Kisah hidupnya dituliskan dalam memoir " Getting off : perjalanan seorang wanita melalui ketagihan seks dan pornografi". Diceritakan bahwa sejak umur 12 tahun sampai permulaan 30 tahun dia kecanduan pornografi. Mulanya dia menonton pornografi lunak yang ditayangkan di Cinemax ketika kedua orangtuanya tidur. Ketika lebih dewasa, dengan berkembangnya internet, dia beralih ke materi yang lebih panas dengan menggunakan komputernya. Wanita ini menjadi ketagihan hubungan seks sejak kehilangan keperawanannya di usia 17 tahun. Dalam usia duapuluhan dia mengadakan pesta di rumah, bisa empat kali dalam seminggu. Tujuannya agar bisa berjumpa dengan pria dan kemudian diajak nonton porno online. Setelah  cukup banyak minum tequila dia akan mengoceh mengenai hal-hal yang...

Bayi yang mempunyai 2 muka 1 tubuh 2 tangan dan 2 kaki

Gilang Andika dari Batam yang mempunyai dua wajah ini merupakan kembar siam yang tidak berkembang dengan baik di rahim ibunya. Umurnya sekarang dua bulan dan sedang berjuang untuk dapat bertahan hidup karena kondisi otaknya yang gawat yang menyebabkan bertumpuknya cairan. Orangtuanya, Ernilasari dan Mustafa dengan sangat ingin mendapatkan bantuan untuk menyelamatkan nyawa anak mereka karena dokter-dokter setempat menyatakan tidak mampu untuk mengoperasinya. Meskipun dia hanya memiliki satu tubuh dengan dua tangan dan dua kaki, secara teknis Gilang adalah kembar siam, kondisi ini terjadi satu dari setiap 250.000 kelahiran. Di kepalanya dia memiliki wajah dan otak dari seorang saudara kandung yang tidak mengembangkan tubuhnya sendiri di dalam rahim, karena telur ibunya tidak benar-benar terbelah menjadi dua selama kehamilan. Dia tidak bisa disusui, oleh karena itu sekarang ini dia mendapatkan susu melalui tabung. Dia juga berada dalam kondisi yang disebut hydrocephalus yang ...

Lukisan Raden Saleh "La Chasse au Taureau Sauvage" (Perburuan Banteng) terjual dengan harga 149 miliar

Lukisan Raden Saleh yang diberi judul bahasa  Perancis "La Chasse au Taureau Sauvage"  terjual dengan harga 149 miliar rupiah dalam pelelangan di Vannes Perancis. Juru lelang Jack-Philippe Reullan mengemukakan bahwa lelang ini dimenangkan oleh orang Indonesia yang mengikuti lelang melalui e-mail. Menurut Reullan ada dua belas peminat yang mengikuti lelang tersebut dan salah satunya adalah Museum Pasifika di Bali. Dua diantara peminat tersebut hadir dilokasi lelang. Lukisan yang berukuran 110X180 cm tersebut ditemukan di sebuah gudang bawah tanah di Perancis pada bulan Agustus 2017. Lukisan itu dibuat pada tahun 1855. Kebanyakan obyek lukisan Raden Saleh adalah perburuan besar binatang liar pada abad ke-19. Di lukisan ini Raden Saleh digambarkan menunggang kuda pada sebuah perburuan menurut adat Jawa. "Keluarga di mana lukisan tersebut ditemukan menyatakan tidak tahu menahu mengenai lukisan ini dan ingin menyingkirkan lukisan yang ukurannya cukup besar itu...