Langsung ke konten utama

Bunuh diri bintang iklan topi di Australia mimicu kampanye melawan intimidasi di sosial media


Ayah dari remaja yang bunuh diri karena diganggu di internet bersumpah bahwa hidup puterinya tidak akan sia-sia karena kampanye melawan intimidasi di dunia maya telah memperoleh daya tarik.

Sebuah acara peringatan untuk Amy Everett, usia 14 tahun, yang biasa disapa   Dolly, yang pernah menjadi wajah topi Akubra yang lebar, akan diadakan hari Jum’at. Gadis ini bunuh diri pada tanggal 3 Januari karena mengalami pelecehan terus menerus.

Keluarganya melancarkan kampanye #stopbullyingnow yang dengan cepat telah menyebar ke media social, dan berencana untuk mendirikan perkumpulan “Doly Dream” untuk meningkatkan kesadaran terhadap intimidasi, kecemasan, dipresi dan bunuh diri kaum muda.

“Minggu ini telah menjadi contoh bagaimana sosial media harus digunakan, dan sebaliknya juga harus menjadi contoh bagaimana harusnya tidak digunakan” kata ayahnya Tick Everett dalam posting di Facebook yang emosional.
“Jika kita dapat membantu banyak kehidupan yang sangat berharga agar tidak hilang atau menderita, maka kehidupan Doll tidak akan sia-sia.”

Tick mengundang penyiksa puterinya untuk hadir dalam acara ini untuk meyaksikan kehancuran total yang telah dia ciptakan sambil menganjurkan orang lain untuk bangkit untuk melawan penindasan maya.

Amy tampil di iklan Natal yang lalu untuk pembuat topi Akubra yang topinya mewakili pedalaman Australia. Perusahaan yang keberadaannya di Australia sudah sejak tahun 1874, mengatakan terkejut dan tertekan oleh kematian ini.
Menurut perusahaan ini, mengganggu dengan cara apapun tidak dapat diterima. Terpulang pada kita untuk bangkit saat melihat perilaku intimidasi.

Satu dari tujuh anak Australia sering menjadi korban penindasan maya. Menurut Badan Nasional Melawan Penindasan Australia, angka bunuh diri dikalangan pemuda di Wilayah Utara, dimana  Everett berasal, adalah yang tertinggi di Australia.

Keluarga Everett mendapat dukungan daring yang berlimpah.
Salah seorang pengguna Facebook Gav Morgan memposting: “Kata-kata tidak bisa menggambarkan kesedihan yang kurasakan atas kehilangan gadis cantikmu. Bekas luka fisik dari bullying bisa hilang tapi bekas luka mentalnya akan membekas lebih lama.”

south china morning post

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pecandu seks yang berjuang melawan ketagihannya menjadi sembuh setelah berkunjung ke Bali

Nama wanita ini Erica Garza, 35 tahun, dari Los Angeles. Dia adalah pecandu seks yang berjuang melawan ketagihan pornografi yang diidapnya sejak usia dua belas tahun. Perjuangannya ini berlangsung selama 20 tahun. Kisah hidupnya dituliskan dalam memoir " Getting off : perjalanan seorang wanita melalui ketagihan seks dan pornografi". Diceritakan bahwa sejak umur 12 tahun sampai permulaan 30 tahun dia kecanduan pornografi. Mulanya dia menonton pornografi lunak yang ditayangkan di Cinemax ketika kedua orangtuanya tidur. Ketika lebih dewasa, dengan berkembangnya internet, dia beralih ke materi yang lebih panas dengan menggunakan komputernya. Wanita ini menjadi ketagihan hubungan seks sejak kehilangan keperawanannya di usia 17 tahun. Dalam usia duapuluhan dia mengadakan pesta di rumah, bisa empat kali dalam seminggu. Tujuannya agar bisa berjumpa dengan pria dan kemudian diajak nonton porno online. Setelah  cukup banyak minum tequila dia akan mengoceh mengenai hal-hal yang...

Bayi yang mempunyai 2 muka 1 tubuh 2 tangan dan 2 kaki

Gilang Andika dari Batam yang mempunyai dua wajah ini merupakan kembar siam yang tidak berkembang dengan baik di rahim ibunya. Umurnya sekarang dua bulan dan sedang berjuang untuk dapat bertahan hidup karena kondisi otaknya yang gawat yang menyebabkan bertumpuknya cairan. Orangtuanya, Ernilasari dan Mustafa dengan sangat ingin mendapatkan bantuan untuk menyelamatkan nyawa anak mereka karena dokter-dokter setempat menyatakan tidak mampu untuk mengoperasinya. Meskipun dia hanya memiliki satu tubuh dengan dua tangan dan dua kaki, secara teknis Gilang adalah kembar siam, kondisi ini terjadi satu dari setiap 250.000 kelahiran. Di kepalanya dia memiliki wajah dan otak dari seorang saudara kandung yang tidak mengembangkan tubuhnya sendiri di dalam rahim, karena telur ibunya tidak benar-benar terbelah menjadi dua selama kehamilan. Dia tidak bisa disusui, oleh karena itu sekarang ini dia mendapatkan susu melalui tabung. Dia juga berada dalam kondisi yang disebut hydrocephalus yang ...

Lukisan Raden Saleh "La Chasse au Taureau Sauvage" (Perburuan Banteng) terjual dengan harga 149 miliar

Lukisan Raden Saleh yang diberi judul bahasa  Perancis "La Chasse au Taureau Sauvage"  terjual dengan harga 149 miliar rupiah dalam pelelangan di Vannes Perancis. Juru lelang Jack-Philippe Reullan mengemukakan bahwa lelang ini dimenangkan oleh orang Indonesia yang mengikuti lelang melalui e-mail. Menurut Reullan ada dua belas peminat yang mengikuti lelang tersebut dan salah satunya adalah Museum Pasifika di Bali. Dua diantara peminat tersebut hadir dilokasi lelang. Lukisan yang berukuran 110X180 cm tersebut ditemukan di sebuah gudang bawah tanah di Perancis pada bulan Agustus 2017. Lukisan itu dibuat pada tahun 1855. Kebanyakan obyek lukisan Raden Saleh adalah perburuan besar binatang liar pada abad ke-19. Di lukisan ini Raden Saleh digambarkan menunggang kuda pada sebuah perburuan menurut adat Jawa. "Keluarga di mana lukisan tersebut ditemukan menyatakan tidak tahu menahu mengenai lukisan ini dan ingin menyingkirkan lukisan yang ukurannya cukup besar itu...