Langsung ke konten utama

Berkat tato, polisi Thailand mengungkap pembunuhan geng

Polisi Thailand hari ini mengungkapkan, bahwa seorang pria Jepang berumur 74 tahun, yang dituduh melakukan pembunuhan geng di Jepang 15 tahun yang lalu, telah ditangkap di Thailand setelah gambar tatonya beredar di media sosial.

Shigeharu  Shirai ditangkap pada hari Rabu kemarin, saat berbelanja di pasar yang sepi di provinsi Lopburi, 150 km di Utara ibukota Bangkok.  Menurut Polisi dia mengaku sebagai anggota geng Yamaguchi-gumi, yang merupakan bagian dari Yakuza, tapi tidak membunuh.

Dia mengaku bahwa korban telah mengintimidasi dan mungkin ada plot di dalam sub kelompok untuk membunuhya, tapi dia belum mengaku membunuh pemimpin sesama geng.

Shirai dituduh sebagai salah satu dari delapan bandit yang terlibat dalam pembunuhan pemimpin geng lain pada tahun 2003. Tujuh yang lainnya sudah ditangkap tapi Shirai berhasil melarikan diri ke Thailand pada tahun 2005. Selama pelariannya dia telah kawin dengan wanita setempat dan menjalani kehidupan yang tidak menyolok.

Polisi mengatakan bahwa perhatian pihak yang berwenang di Jepang, tertarik setelah gambar tato Yakuza disekujur tubuh pria ini, menjadi viral di media sosial.  Polisi Jepang  kemudian meminta yang berwajib di Thailand untuk menangkapnya.

Shirai akan dituduh memasuki Tailand secara tidak syah, dan kemudian diusir kembali ke Jepang untuk menghadapi tuduhan pembunuhan. Polisi juga mengatakan bahwa mereka akan menyelidiki orang-orang yang dicurigai sebagai anggota Yakuza lainnya di Thailand walaupun mereka tidak mengantongi surat penahanan.

Thailand sangat terkenal dengan kehadiran gangster asing. Bulan yang lalu,  Polisi Thailand menangkap  empat anggota geng motor Hell Angels yang disangka melakukan pelanggaran obat terlarang, kekerasan dan melakukan ancaman terhadap masyarakat.


Reuters

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pecandu seks yang berjuang melawan ketagihannya menjadi sembuh setelah berkunjung ke Bali

Nama wanita ini Erica Garza, 35 tahun, dari Los Angeles. Dia adalah pecandu seks yang berjuang melawan ketagihan pornografi yang diidapnya sejak usia dua belas tahun. Perjuangannya ini berlangsung selama 20 tahun. Kisah hidupnya dituliskan dalam memoir " Getting off : perjalanan seorang wanita melalui ketagihan seks dan pornografi". Diceritakan bahwa sejak umur 12 tahun sampai permulaan 30 tahun dia kecanduan pornografi. Mulanya dia menonton pornografi lunak yang ditayangkan di Cinemax ketika kedua orangtuanya tidur. Ketika lebih dewasa, dengan berkembangnya internet, dia beralih ke materi yang lebih panas dengan menggunakan komputernya. Wanita ini menjadi ketagihan hubungan seks sejak kehilangan keperawanannya di usia 17 tahun. Dalam usia duapuluhan dia mengadakan pesta di rumah, bisa empat kali dalam seminggu. Tujuannya agar bisa berjumpa dengan pria dan kemudian diajak nonton porno online. Setelah  cukup banyak minum tequila dia akan mengoceh mengenai hal-hal yang...
INDAH PADA WAKTUNYA Pada saat terjadi gangguan listrik kemarin malam,  saya dan anak saya yang kebetulan berada di rumah memutuskan untuk makan di luar. Karena pesan taksi online gagal terus, kami putuskan naik angkot saja. Dari Ulujami ada dua jurusan yang dapat di pilih yaitu yang menuju Kebayoran/Kebayoran Lama atau ke Bintaro atau Ceger. Karena di pinggir jalan gelap sekali kami sepakat angkot yang duluan datang akan kami naiki.  Tak lama kemudian angkot yang kami kira jurusan Bintaro sudah berhenti di depan kami. Di tengah jalan kami bertanya kepada supir apakah nanti akan melewati Bintaro Plasa. Ternyata kami salah naik, namun supir mengatakan nanti di pertigaan...(saya lupa) pindah saja ke angkot F 10 yang memang melalui Plasa tersebut. Dipertigaan yang dimaksud kami diturunkan. Di seberang kami melihat bangunan luas yang terang benderang seperti mall. Saya berpikir  di sini sajalah kami makan. Dengan hati-hati kami menyeberangi jalan dan s...

Sayang harta perempuan ini nekad masuk rontgen

Kejadiannya di stasion kereta api Dongguan di China Selatan. Wanita ini mungkin mudik dalam rangka Imlek dan membawa banyak uang tunai di tasnya. Tasnya harus diperiksa dengan X-ray mamun dia tidak percaya pada petugas dan tidak mau membiarkan tasnya  diletakkan di ban berjalan tanpa terkawal. Maka dengan nekat dia naik di ban berjalan untuk melindungi hartanya  walaupun sudah diperingatkan oleh petugas bahwa radiasi  sinar rontgen tinggi. Cuplikan dari kamera sekuriti memperlihatkan wanita tersebut meletakkan barang-barangnya di ban berjalan lalui naik dan merangkak di belakang barang-barang tersebut. Petugas di stasiun hanya mentertawakan wanita ini karena dianggap aneh, dan meneruskan tugas mereka. UPI