Langsung ke konten utama

Lukisan tahun 1850 mengambarkan seorang gadis mengirimkan pesan di iPhone. Hidup di dua zaman?

Kelihatannya dia sedang menggunakan  smart phone


Dalam adegan ini seola-olah seorang gadis dari abad ke-21 sedang mengirimkan teks atau melihat media sosial sambil dengan seenaknya menyusuri jalan. Padahal sebenarnya ini adalah lukisan yang dibuat pada tahun 1850.


Seniman Austria Ferdinand Georg Waldmüller, melukiskan seorang pemuda yang sedang menunggu di jalan pedesaan  sementara seorang gadis mendekat sambil perhatiannya tersita oleh benda persegi kecil di tangannya.



Skenario dua zaman (time travel) dipicu di Twitter oleh pensiunan pejabat pemerintah daerah Peter Russell dalam menanggapi gambar serupa yang pernah dimuat. Dia mengatakan kepada Motherboard: "Yang paling mengejutkan saya adalah seberapa banyak perubahan teknologi telah mengubah penafsiran lukisan itu, dan dengan cara mengaitkan keseluruhan konteksnya."

Perubahan besar adalah bahwa pada tahun 1850 atau 1860, setiap orang yang melihat gambar ini akan mengidentifikasi perhatian seorang gadis  terpusat pada buku himne atau doa. Hari ini, semua orang melihat kemiripan dengan adegan seorang gadis remaja yang asyik dengan media sosial di smartphone mereka.


Pakar seni Gerald Weinpolter berkata: "Gadis dalam lukisan Waldmuller ini tidak bermain dengan iPhone X barunya, tapi pergi ke gereja sambil memegang buku doa kecil ditangannya."



Pada pembukaan kembali South Fork Bridge di Gold Bridge pada tahun 1940 seorang pria terlihat memakai kacamata hitam dan kaos cetak modern, berpakaian berbeda dengan kerumunan di sekitarnya.
Seolah-olah dia hidup di dua masa.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pecandu seks yang berjuang melawan ketagihannya menjadi sembuh setelah berkunjung ke Bali

Nama wanita ini Erica Garza, 35 tahun, dari Los Angeles. Dia adalah pecandu seks yang berjuang melawan ketagihan pornografi yang diidapnya sejak usia dua belas tahun. Perjuangannya ini berlangsung selama 20 tahun. Kisah hidupnya dituliskan dalam memoir " Getting off : perjalanan seorang wanita melalui ketagihan seks dan pornografi". Diceritakan bahwa sejak umur 12 tahun sampai permulaan 30 tahun dia kecanduan pornografi. Mulanya dia menonton pornografi lunak yang ditayangkan di Cinemax ketika kedua orangtuanya tidur. Ketika lebih dewasa, dengan berkembangnya internet, dia beralih ke materi yang lebih panas dengan menggunakan komputernya. Wanita ini menjadi ketagihan hubungan seks sejak kehilangan keperawanannya di usia 17 tahun. Dalam usia duapuluhan dia mengadakan pesta di rumah, bisa empat kali dalam seminggu. Tujuannya agar bisa berjumpa dengan pria dan kemudian diajak nonton porno online. Setelah  cukup banyak minum tequila dia akan mengoceh mengenai hal-hal yang...

Bayi yang mempunyai 2 muka 1 tubuh 2 tangan dan 2 kaki

Gilang Andika dari Batam yang mempunyai dua wajah ini merupakan kembar siam yang tidak berkembang dengan baik di rahim ibunya. Umurnya sekarang dua bulan dan sedang berjuang untuk dapat bertahan hidup karena kondisi otaknya yang gawat yang menyebabkan bertumpuknya cairan. Orangtuanya, Ernilasari dan Mustafa dengan sangat ingin mendapatkan bantuan untuk menyelamatkan nyawa anak mereka karena dokter-dokter setempat menyatakan tidak mampu untuk mengoperasinya. Meskipun dia hanya memiliki satu tubuh dengan dua tangan dan dua kaki, secara teknis Gilang adalah kembar siam, kondisi ini terjadi satu dari setiap 250.000 kelahiran. Di kepalanya dia memiliki wajah dan otak dari seorang saudara kandung yang tidak mengembangkan tubuhnya sendiri di dalam rahim, karena telur ibunya tidak benar-benar terbelah menjadi dua selama kehamilan. Dia tidak bisa disusui, oleh karena itu sekarang ini dia mendapatkan susu melalui tabung. Dia juga berada dalam kondisi yang disebut hydrocephalus yang ...

Lukisan Raden Saleh "La Chasse au Taureau Sauvage" (Perburuan Banteng) terjual dengan harga 149 miliar

Lukisan Raden Saleh yang diberi judul bahasa  Perancis "La Chasse au Taureau Sauvage"  terjual dengan harga 149 miliar rupiah dalam pelelangan di Vannes Perancis. Juru lelang Jack-Philippe Reullan mengemukakan bahwa lelang ini dimenangkan oleh orang Indonesia yang mengikuti lelang melalui e-mail. Menurut Reullan ada dua belas peminat yang mengikuti lelang tersebut dan salah satunya adalah Museum Pasifika di Bali. Dua diantara peminat tersebut hadir dilokasi lelang. Lukisan yang berukuran 110X180 cm tersebut ditemukan di sebuah gudang bawah tanah di Perancis pada bulan Agustus 2017. Lukisan itu dibuat pada tahun 1855. Kebanyakan obyek lukisan Raden Saleh adalah perburuan besar binatang liar pada abad ke-19. Di lukisan ini Raden Saleh digambarkan menunggang kuda pada sebuah perburuan menurut adat Jawa. "Keluarga di mana lukisan tersebut ditemukan menyatakan tidak tahu menahu mengenai lukisan ini dan ingin menyingkirkan lukisan yang ukurannya cukup besar itu...