Langsung ke konten utama

Tagihan telpon seekor bangau 38 juta rupiah


Menurut Radio Polandia, tahun yang lalu lembaga lingkungan EcoLogic memasang alat pelacak GPS di punggung seekor bangau putih untuk melacak perilaku migrasi burung-burung. Burung ini kemudian terbang sejauh  kira-kira 6000 kilometer.

Sebelum lembaga tersebut kehilangan kontak, terlacak bahwa burung yang dipasangi GPS ini berada di Lembah Nil Biru di Sudan. Kemudian ternyata ada orang yang menemukan alat pelacak milik EcoLogic. Si penemu kemudian mengeluarkan  kartu SIM  dari alat pelacak ini dan memasang di telpon genggamnya.

Ternyata kemudian dia melakukan panggilan telpon selama 20 jam atas biaya lembaga EcoLogic. Jumlah tagihan ponsel yang harus dibayar adalah sebesar 10.000 zloty sekitar 38 juta rupiah.

Pemasangan mikro-GPS pada bangau adalah dalam rangka riset lingkungan dan konservasi mengenai migrasi burung-burung. Dengan cara ini peneliti dapat mengamati kebiasaan burung-burung itu, perilaku sosial mereka dan kemungkinan ancaman yang dihadapi.

Migrasi burung merujuk kepada perjalanan musiman yang dilakukan oleh banyak species burung. Banyak burung melakukan perjalanan panjang dengan terbang.

Pola yang paling umum adalah terbang ke Utara untuk berkembang biak di Artik pada musim panas. Memasuki musim dingin di belahan bumi bagian Utara sejumlah burung memulai ritual tahunan mereka untuk mencari kehangatan dengan terbang menuju kawasan Selatan.

BBC Indonesia




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Siapa yang bertanggung jawab atas cukuran batok kelapa ini?

Seperti di film Dumb and Dumber Seorang remaja, Aiden Bowness (17), ingin terlihat rapi pada pesta keluarga, namun salon langganannya tutup Selasa siang kemarin. Karena itu dia pergi ke tempat lain, Brazuca Gentry Grooming di Carlisle Cumria dengan membawa contoh foto cukuran sederhana pendek di belakang dan samping. Dia berpendapat potongan rambut yang dikehendakinya sederhana sehingga tidak memerlukan penjelasan lebih lanjut. Kemudian dengan bayaran 8 pound sterling (Rp 150.000), didapati seolah-olah rambutnya dicukur dari ujung mangkuk seperti  pelawak Jim Carrey dalam film Dumb and Dumber. Malu dengan potongan rambut yang demikian maka keesokan hari,  sambil menutupinya dengan topi dia pergi ke pemangkas rambut langganannya. Untuk perbaikan atas cukuran batok kelapa ini Bowness perlu mengeluarkan ongkos tambahan sebesar 5 pound (Rp 93.000). Dia memposting pengalamannya itu di Facebook dan segera menjadi viral. Namun pemilik salon rambut, Flamencia membantah

Coca Cola sedang mengamati pasaran minuman yang dicampur ganja

Apakah di rak ini akan ada CocaCola  mengandung ganja? Menurut laporan dari Amerika Serikat CocaCola sedang mempertimbangkan dengan serius untuk memproduksi minuman yang mengandung ganja. Perusahaan raksasa  minuman ringan ini mengamati dengan seksama pasar minuman ganja yang tumbuh dengan pesat dan ada kemungkinan akan masuk dalam waktu yang dekat. CocaCola mengumumkan minatnya dalam pernyataan yang dikeluarkan hari Senin tanggal 17 September. Pernyataan ini menanggapi laporan dari BNN Bloomberg yang mengatakan Coke sedang dalam pembicaraan dengan Canada Cannabis Inc. untuk mengembangkan minuman yang diinfus dengan cannabidiol (CBD), zat kimia non-psikoaktif yang terkandung dalam ganja. Coke akan mengikuti gerak cepat pembuat alkohol besar dan perusahaan rokok untuk menguji pasar ganja dan mencari mitra menjelang tanggal 17 Oktober pada waktu mana ganja rekreasi diluncurkan secara legal di Kanada.  Coke dan Aurora dalam pernyataan terpisah mengatakan tertarik dengan

Bravo Perusahaan Listrik Negara

Meminjam lirik dari  lagu Sayur Kol, waktu aku jalan-jalan ke Senayan hujan turun dengan derasnya.  Kemarin pagi saya menghadiri suatu acara di Gedung Caraka Loka di dekat Senayan. Karena adanya aturan nomor ganjil dan genap, pesanan taksi online saya tidak mendapatkan response. Maka dalam pesanan baru tujuan saya ganti ke suatu mal yang terletak di Senayan yang tidak terdampak oleh aturan ganjil dan genap. Pikir saya nanti turun saja di persimpangan Hang Tuah dan Senayan dan tinggal menyebrang ke gedung Caraka Loka. Benar tidak lama kemudian saya mendapatkan taksi. Di tengah perjalanan turun hujan deras sehingga walaupun hanya menyeberangi jalan saya kebasahan juga.  Ini adalah gangguan pertama yang saya alami kemarin. Saya teringat pada  pepatah 'sedia payung sebelum hujan'.  Gangguan kedua saya alami di rumah sekembalinya dari acara. Ternyata listrik mati. Saya menayakan ke beberapa tetangga ternyata mereka mengalami hal yang sama. Listrik mati menjelang jam 10 pag