Langsung ke konten utama

Pengalaman saya bersafari di cagar alam Maasai Mara yang terkenal


Salah satu pengalaman hidup yang sering saya kenang  adalah bersafari  di  cagar alam yang terkenal sedunia yaitu Maasai Mara di Kenya, Afrika. 

Kebetulan pada bulan Juli 1996 saya mendapat tugas untuk ke Kenya, dan pada bulan yang sama berlangsung migrasi binatang secara besar-besaran dari Tanzania ke Kenya.

Di sela-sela tugas di Nairobi, saya menyempatkan diri untuk ikut tur ke cagar alam Maasai Mara. Dari Jakarta saya sudah membawa  kamera SLR merk Praktica lengkap dengan telelens-nya. Mungkin anda baru mendengar merk Praktica yang tahan banting. Kamera ini di produksi oleh negara yang sudah lenyap dari muka bumi yaitu Jerman Timur.

Untuk perjalanan dari Nairobi ke cagar alam tersebut saya menumpang pesawat kecil. Sebagai perusahaan penerbangan kerdil maka pegawainya tidak banyak sehingga yang membawakan koper saya dan memuatnya ke pesawat adalah sang pilot.


Sore hari saya dan beberapa orang  lainnya dibawa pemandu wisata dengan  mobil 4X4 Toyota Landcruiser ke sungai Serengeti tempat penyeberangan Wildebeest dari Tanzania ke Kenya (mungkin Wildebeest hasil perselingkuhan kerbau dengan kambing). Ternyata perpindahan (migrasi) sudah selesai sehingga tidak ada yang saya abadikan.

Malam hari saya tidur di tenda yang dilengkapi dengan WC yang bersih dan shower. Penghuni tenda diingatkan agar retsleting tenda selalu dalam posisi tertutup. Anda barangkali pernah mendengar ada yang tidak mengindahkan peringatan ini lalu didahar oleh binatang buas.

Keesokan harinya kami dilayani lagi oleh pemandu wisata yang merangkap sopir Landcruiser yang kemarin. Banyak sekali binatang yang kami temui karena memang datang pada musim yang tepat. Kalau datang tidak pada waktunya maka binatang-binatang tersebut  lagi nongkrong di Tanzania.

Diantara binatang-binatang yang terlihat ada Gajah, Jerapah, Singa, Cheetah, Zebra, Impala, Kaswari, Babihutan, Hypo, Heyena, Vulture dll. Kami mendapati seekor singa jantan sedang santai lalu kami dekati dan saya buat fotonya. 

Tapi mentang-mentang si raja hutan sedang ngantuk-ngantukan jangan coba-coba keluar dari kendaraan untuk mendekati. Naluri sebagai binatang buas tidak pernah istirahat. Itulah gunanya membawa telelens.
Ah kurang seru ya memotret singa  yang lagi males-malesan  pikir saya. Maka saya menjadi gembira karena tidak lama kemudian bertemu dengan kelompok singa in action. Mereka sedang dalam posisi berburu. Saya fokus untuk menjepret dua atau tiga singa saja karena kalau mau mencakup seluruhnya gambar singa nantinya terlalu kecil.
Siapa gerangan yang mereka buru? Oh, oh, rupanya di depan ada makanan lezat. Itu loh binatang yang penampilannya di antara kerbau dan kambing...Wildebeest.
Kami tidak mengikuti perburuan ini hingga selesai karena ada perburuan lain yang tidak kalah menariknya. Sekelompok Cheetah sedang mengejar impala dan akhirnya berhasil merubuhkan impala yang garis tangannya kurang baik. Lunch is ready kata mamak Cheetah. Olo inang, kata anak-anaknya sambil menikmati.

Ketika mereka sedang bersantap sekawanan burung pemakan bangkai mengawasi dari atas. Tidak sabar untuk menunggu sisa mereka nekad turun  untuk meramaikan acara makan-makan ini.





Inilah sisa dari Impala yang sejam yang lalu masih berlari-lari. Semuanya berlangsung dalam sekejap.  Dan itulah perwujudan dari hukum MD. Ada yang Melihat dan ada yang Dilihat. Ada yang Mengejar dan ada yang Dikejar.  Ada yang Memakan maka harus ada pula yang Dimakan.
Untungnya si Impala sebelum menjadi menu makan siang Cheetah sempat ber-happy-happy. Kalau nggak sial banget nasibnya.


Remy R. Siahaan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pecandu seks yang berjuang melawan ketagihannya menjadi sembuh setelah berkunjung ke Bali

Nama wanita ini Erica Garza, 35 tahun, dari Los Angeles. Dia adalah pecandu seks yang berjuang melawan ketagihan pornografi yang diidapnya sejak usia dua belas tahun. Perjuangannya ini berlangsung selama 20 tahun. Kisah hidupnya dituliskan dalam memoir " Getting off : perjalanan seorang wanita melalui ketagihan seks dan pornografi". Diceritakan bahwa sejak umur 12 tahun sampai permulaan 30 tahun dia kecanduan pornografi. Mulanya dia menonton pornografi lunak yang ditayangkan di Cinemax ketika kedua orangtuanya tidur. Ketika lebih dewasa, dengan berkembangnya internet, dia beralih ke materi yang lebih panas dengan menggunakan komputernya. Wanita ini menjadi ketagihan hubungan seks sejak kehilangan keperawanannya di usia 17 tahun. Dalam usia duapuluhan dia mengadakan pesta di rumah, bisa empat kali dalam seminggu. Tujuannya agar bisa berjumpa dengan pria dan kemudian diajak nonton porno online. Setelah  cukup banyak minum tequila dia akan mengoceh mengenai hal-hal yang...
INDAH PADA WAKTUNYA Pada saat terjadi gangguan listrik kemarin malam,  saya dan anak saya yang kebetulan berada di rumah memutuskan untuk makan di luar. Karena pesan taksi online gagal terus, kami putuskan naik angkot saja. Dari Ulujami ada dua jurusan yang dapat di pilih yaitu yang menuju Kebayoran/Kebayoran Lama atau ke Bintaro atau Ceger. Karena di pinggir jalan gelap sekali kami sepakat angkot yang duluan datang akan kami naiki.  Tak lama kemudian angkot yang kami kira jurusan Bintaro sudah berhenti di depan kami. Di tengah jalan kami bertanya kepada supir apakah nanti akan melewati Bintaro Plasa. Ternyata kami salah naik, namun supir mengatakan nanti di pertigaan...(saya lupa) pindah saja ke angkot F 10 yang memang melalui Plasa tersebut. Dipertigaan yang dimaksud kami diturunkan. Di seberang kami melihat bangunan luas yang terang benderang seperti mall. Saya berpikir  di sini sajalah kami makan. Dengan hati-hati kami menyeberangi jalan dan s...

Sayang harta perempuan ini nekad masuk rontgen

Kejadiannya di stasion kereta api Dongguan di China Selatan. Wanita ini mungkin mudik dalam rangka Imlek dan membawa banyak uang tunai di tasnya. Tasnya harus diperiksa dengan X-ray mamun dia tidak percaya pada petugas dan tidak mau membiarkan tasnya  diletakkan di ban berjalan tanpa terkawal. Maka dengan nekat dia naik di ban berjalan untuk melindungi hartanya  walaupun sudah diperingatkan oleh petugas bahwa radiasi  sinar rontgen tinggi. Cuplikan dari kamera sekuriti memperlihatkan wanita tersebut meletakkan barang-barangnya di ban berjalan lalui naik dan merangkak di belakang barang-barang tersebut. Petugas di stasiun hanya mentertawakan wanita ini karena dianggap aneh, dan meneruskan tugas mereka. UPI