Diplomasi banyak berubah sepanjang abad ke-20. Pada awal abad ini diplomasi diartikan sebagai semua komunikasi antara pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Komunikasi langsung antara pemerintah suatu negara dengan penduduk negara lain dilarang oleh masyarakat internasional dan dianggap sebagai pelanggaran kedaulatan.
Tapi tiga peristiwa di dunia pada tahun 1920-an dan 30-an mengubah definisi dan praktek diplomasi. Yang pertama adalah semakin meluasnya dan populernya penggunaan radio. Yang kedua adalah revolusi Bolshevik tahun 1917 dan dan kebangkitan Nazi pada tahun 1933. Yang ketiga adalah penggunaan radio oleh Nazi dan Bolshevik untuk menyebarkan revolusi ke negara-negara tetangga.
Baik Rusia dan Jerman kini berbicara langsung dengan penduduk negara-negara tetangga dengan melongkapi pemerintah mereka. Dengan demikian lahirlah diplomasi publik.
Pengertian diplomasi publik
Diplomasi publik mengacu pada proses dimana negara berusaha untuk mencapai tujuan kebijakan luar negerinya dengan berkomunikasi dengan publik asing. Diplomasi publik juga merupakan alat untuk menciptakan iklim positif di antara penduduk asing guna memfasilitasi penerimaan suatu kebijakan.
Setelah tahun 1920-an dan 30-an banyak negara menjalankan diplomasi publik. Perancis melengkapi kedutaannya di luar negeri dengan atase budaya, Amerika Serikat mendirikan stasion radio Voice of Amerika dan Inggris mempunyai padanannya yaitu BBC yang disiarkan dalam berbagai bahasa.
Menjelang akhir abad ke-20 bentuk diplomasi baru yan dikenal sebagai diplomasi digital mulai muncul.
Diplomasi digital
Beberapa orang mengartikan diplomasi digital sebagai semakin berkembangnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (ICTs) serta platform media sosial dalam pelaksanaan diplomasi publik. Mereka yang menganut definisi ini berpendapat yang berubah adalah medianya, tapi bukan pesannya. Jika dulu berbicara dengan publik asing dengan menggunakan radio, sekarang komunikasi dengan mereka melalui saluran twitter.
Ada pula pendapat bahwa diplomasi publik bukanlah sekedar menggunakan alat baru dari kotak alat yang tersedia.
Melalui saluran twitter kedutaan dapat membangun komunikasi dua arah dengan para pengikutnya. Daripada berbicara melalui TV sekarang diplomat dapat berbicara kepada publik asing dengan menanggapi posting di profil facebook mereka. Ini adalah dialog yang dimungkinkan oleh diplomasi digital yang dapat menggantikan monolog diplomasi publik.
Kementerian Luar Negeri R.I. dan diplomasi digital
Kemlu R.I. menunjukkan komitmennya dalam menggiatkan diplomasi digital melalui kegiatan edukatif berupa seminar "Diplomasi Digital" yang diselenggarakan di Gedung Kemlu di Jakarta tanggal 12 Juli yang lalu. Seminar yang dibuka oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi membahas pengalaman-pengalaman keberhasilan dan tantangan-tantangan hingga pengaruh diplomasi digital pada kegiatan diplomatik.
Selain itu Kemlu R.I. tengah menggiatkan layanan diplomasi digital dalam rangka mendukung kegiatan ekonomi, politik serta sarana komunikasi bagi warganegara Indonesia di luar negeri.
Menurut Achmad Ramadhan dari Direktorat Informasi dan Media Kemlu R.I. pertengahan April 2018 Kemlu telah memanfaatkan layanan ini untuk melindungi warganegara Indonesia yang berada di luar negeri dengan meluncurkan platform aplikasi Safe Travel yang berbasis multi-platform.
Ditambahkan bahwa sebelum menggunakan aplikasi Kemlu juga telah memanfaatkan layanan digital melalui website dan media sosial seperti Facebook, Instagram dan YouTube.
Dengan aplikasi yang dapat diunduh secara gratis, WNI akan mendapatkan informasi lengkap mengenai berbagai negara di dunia, informasi kontak perwakilan R.I. hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku di berbagai negara, mata uang setempat, tempat ibadah, lokasi wisata bahkan informasi kuliner.
Achmad menambahkan bahwa fitur penting lainnya adalah tombol darurat (panic button). Dalam keadaan darurat WNI yang berada di luar negeri dapat menggunakan tombol ini untuk mengirim foto, rekaman video, menghubungi Perwakilan R.I. dan menyampaikan lokasi kejadian. Aplikasi ini juga dapat digunakan sebagai sosialisasi berbagai kegiatan seperti pameran di luar negeri.
Sumber Antara 13 Juli 2018
digdipblog.com
www.diplomacy.edu
Komentar
Posting Komentar