Langsung ke konten utama

Super market Inggris menghentikan produk yang mengandung minyak sawit


"Iceland" adalah jaringan pasar swalayan  Inggris pertama yang memutuskan untuk menghentikan pejualan produk yang mengandung sawit. Menurut Direktur Iceland Richard Walker, industri minyak sawit menyebabkan deforestasi dalam skala besar.

Menurut dia minyak kelapa sawit bersertifikat saat ini tidak membatasi deforestasi dan tidak membatasi perkebunan kelapa sawit. "Sebelum ada minyak kelapa sawit yang berkesinambungan yang sama sekali bukan dari deforestasi, kami mengatakan tidak kepada minyak kelapa sawit", kata Walker.

Sedangkan menurut wakil ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Kacuk Sumarto, Iceland mungkin mengambil keputusan ini sebagai imbas dari keputusan parlemen Eropa mengenai larangan pemakian sawit biodiesel pada 2020.

Menurut Kacuk langkah Icelend diskriminatif, tidak sesuai dengan prinsip perdagangan yang adil. Ditambahkan bahwa GAPKI siap mengundang Iceland untuk memberikan penjelasan kepada mereka tentang pengusahaan kelapa sawit Indonesia yang sustainable. 

Dewan Negara Negara Produsen Minyak Sawit (CPOPC) juga menyayangkan keputusan Iceland. Direkktur Eksekutif CPOPC, Mahendra Siregar, dalam surat yang dikirim kepada Richard Walker mengatakan bahwa langkah yang diambil Walker diskriminatif.

Mahendra mengatakan bahwa kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh minyak nabati lain seperti minyak bunga matahari dan minyak kedelai jauh lebih besar. Dikatakan bahwa minyak kelapa sawit adalah minyak nabati paling berkelanjutan.

Dapat dikemukakan di sini bahwa produksi minyak sawit Indonesia tahun 2017 adalah 38 juta ton. Dari jumlah ini 27 juta ton diserap oleh pasar dalam negeri. Yang diekspor ke Uni Eropa sekitar 5 juta ton. Dari segi volume dampak dari keputusanpasar swalayan Iceland tidak besar, namun menurut Kacuk tetap dianggap tidak adil.

BBC


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pecandu seks yang berjuang melawan ketagihannya menjadi sembuh setelah berkunjung ke Bali

Nama wanita ini Erica Garza, 35 tahun, dari Los Angeles. Dia adalah pecandu seks yang berjuang melawan ketagihan pornografi yang diidapnya sejak usia dua belas tahun. Perjuangannya ini berlangsung selama 20 tahun. Kisah hidupnya dituliskan dalam memoir " Getting off : perjalanan seorang wanita melalui ketagihan seks dan pornografi". Diceritakan bahwa sejak umur 12 tahun sampai permulaan 30 tahun dia kecanduan pornografi. Mulanya dia menonton pornografi lunak yang ditayangkan di Cinemax ketika kedua orangtuanya tidur. Ketika lebih dewasa, dengan berkembangnya internet, dia beralih ke materi yang lebih panas dengan menggunakan komputernya. Wanita ini menjadi ketagihan hubungan seks sejak kehilangan keperawanannya di usia 17 tahun. Dalam usia duapuluhan dia mengadakan pesta di rumah, bisa empat kali dalam seminggu. Tujuannya agar bisa berjumpa dengan pria dan kemudian diajak nonton porno online. Setelah  cukup banyak minum tequila dia akan mengoceh mengenai hal-hal yang...

Bayi yang mempunyai 2 muka 1 tubuh 2 tangan dan 2 kaki

Gilang Andika dari Batam yang mempunyai dua wajah ini merupakan kembar siam yang tidak berkembang dengan baik di rahim ibunya. Umurnya sekarang dua bulan dan sedang berjuang untuk dapat bertahan hidup karena kondisi otaknya yang gawat yang menyebabkan bertumpuknya cairan. Orangtuanya, Ernilasari dan Mustafa dengan sangat ingin mendapatkan bantuan untuk menyelamatkan nyawa anak mereka karena dokter-dokter setempat menyatakan tidak mampu untuk mengoperasinya. Meskipun dia hanya memiliki satu tubuh dengan dua tangan dan dua kaki, secara teknis Gilang adalah kembar siam, kondisi ini terjadi satu dari setiap 250.000 kelahiran. Di kepalanya dia memiliki wajah dan otak dari seorang saudara kandung yang tidak mengembangkan tubuhnya sendiri di dalam rahim, karena telur ibunya tidak benar-benar terbelah menjadi dua selama kehamilan. Dia tidak bisa disusui, oleh karena itu sekarang ini dia mendapatkan susu melalui tabung. Dia juga berada dalam kondisi yang disebut hydrocephalus yang ...

Lukisan Raden Saleh "La Chasse au Taureau Sauvage" (Perburuan Banteng) terjual dengan harga 149 miliar

Lukisan Raden Saleh yang diberi judul bahasa  Perancis "La Chasse au Taureau Sauvage"  terjual dengan harga 149 miliar rupiah dalam pelelangan di Vannes Perancis. Juru lelang Jack-Philippe Reullan mengemukakan bahwa lelang ini dimenangkan oleh orang Indonesia yang mengikuti lelang melalui e-mail. Menurut Reullan ada dua belas peminat yang mengikuti lelang tersebut dan salah satunya adalah Museum Pasifika di Bali. Dua diantara peminat tersebut hadir dilokasi lelang. Lukisan yang berukuran 110X180 cm tersebut ditemukan di sebuah gudang bawah tanah di Perancis pada bulan Agustus 2017. Lukisan itu dibuat pada tahun 1855. Kebanyakan obyek lukisan Raden Saleh adalah perburuan besar binatang liar pada abad ke-19. Di lukisan ini Raden Saleh digambarkan menunggang kuda pada sebuah perburuan menurut adat Jawa. "Keluarga di mana lukisan tersebut ditemukan menyatakan tidak tahu menahu mengenai lukisan ini dan ingin menyingkirkan lukisan yang ukurannya cukup besar itu...