Dikabarkan bahwa dunia menyambut baik kesepakatan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in. Tentu banyak yang akan gembira jika benar yang dikatakan CNN kedua negara yang bermusuhan ini berniat menandatangani perjanjian perdamaian tahun ini.
Tapi dalam dokumen yang ditandatangani kedua pemimpin ini tak ada frasa menandatangani perjanjian perdamaian tahun ini. Dokumen tersebut berjudul "Panmunjeom Declaration for Peace, Prosperity and Unification of the Korean Peninsula",
Terkait perjanjian perdamaian hanya dinyatakan bahwa 'dalam tahun ini yang ditandai ulang tahun ke-65 genjatan senjata, Korea Selatan dan Utara sepakat untuk secara aktif mengadakan pertemuan segitiga yang melibatkan dua Korea dan Amerika Serikat atau pertemuan segiempat yang melibatkan dua Korea, Amerika dan China dengan maksud menyatakan diakhirinya perang dan mengubah genjatan senjata menjadi perjanjian perdamaian...dst.
Bagaimana mungkin perjanjian perdamaian akan ditandatangani dalam waktu yang tidak terlalu lama jika kedua Korea masih berkutat dengan masalah prosedural "perundingan segitiga" atau "perundingan segiempat". Korea Utara menganggap Repubik Korea tidak eksis karena wilayah Selatan masih dibawah pendudukan Amerika Serikat. Oleh karena itu Amerika Serikat harus ditarik sebagai pihak perundingan segitiga.
Pemisahan Korea
Pemisahan antara Korea Utara dan Korea Selatan terjadi pada akhir Perang Dunia II yang mengakhiri penguasaan Jepang atas Korea tahun 1945. Amerika Serikat dan Uni Soviet masing-masing menguasai sebagian dari wilayah Korea. Garis batas antara wilayah yang diduduki itu adalah 38 derajat Lintang Utara.
Kemudian Amerika Serikat dan Uni Soviet mencoba untuk menyatukan kembali Korea. Tentu saja usaha dari dua kubu yang saling mencurigai (perang dingin) ini tidak membuahkan hasil.
Pada tahun 1948 di wilayah Selatan yang diduduki oleh Amerika Serikat diadakan pemilihan yang memilih Singman Rhee yang anti komunis sebagai presiden. Sedangkan Joseph Stalin mengangkat Kim Il Sung (opungnya Kim Jong-un) sebagai pemimpin Korea Utara.
Terpilihnya presiden pertama di Korea Selatan diikuti dengan berdirinya Republik Korea di Selatan yang diimbangi dengan pembentukan Republik Demokrasi Rakyat Korea di Utara. Masing-masing pemerintah ini mengaku memegang kedaulatan atas seluruh wilayah Korea.
Penyatuan Korea pernah dicoba dengan menggunakan kekerasan sehingga meletuslah Perang Korea tahun 1950 - 1953. Hasil dari perang ini adalah daerah bebas militer selebar 4 km di masing-masing sisi batas yang memisahkan kedua Korea hingga saat ini.
Pertemuan Puncak Antar Korea
Telah berlangsung tiga pertemuan antara pimpinan Korea Utara dan Korea Selatan yaitu tahun 2000, 2007 dan 2018. Pertemuan-pertemuan ini menjadi penting karena kurangnya komunikasi antara kedua belah pihak untuk membicarakan masalah politik dan ekonomi.
Agenda dari pertemuan puncak ini antara lain mengakhiri Perang Korea (sampai saat ini belum ditandatangani Perjanjian Perdamaian antara kedua Korea), penempatan pasukan secara besar-besaran di daerah bebas militer, pengembangan senjata nuklir oleh Korea Utara dan masalah hak asasi manusia.
Dalam pertemuan tahun 2000 antara Kim Dae Jung dan Kim Jong Il (babenya Kim Jong-un) disetujui untuk mempertemukan keluarga-keluarga Korea Utara dan Korea Selatan yang terpisah.
Pertemuan tahun 2007 menghasilkan deklarasi perdamaian yang ditandatangani oleh Kim Jong Il dan Roh Moo-hyun. Dokumen tersebut meminta diadakan konperensi internasional untuk menggantikan perjanjian genjatan senjata dengan perjanjian perdamaian.
Batu sandungan
Setelah berakhirnya Perang Dunia II kita juga mengenal pemisahan Jerman menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur. Sama seperti di Korea, biang keladi pemisahan tersebut adalah Amerika Serikat dan Uni Soviet. Namun bedanya dengan Korea, rakyat Jerman Barat tidak pernah terlibat dalam perang saudara dengan rakyat Jerman Timur. Jadi tidak ada rasa permusuhan yang parah, sebaliknya ada rasa persaudaraan antara rakyat kedua Jerman.
Yang bergerak dalam penyatuan Jerman adalah arus bawah sedangkan petinggi-petinggi politik hanya mengkonfirmasi. Sedangkan dalam hal Korea gerakan dari arus bawah tidak ada. Rakyat kedua Korea mengidap rasa permusuhan satu terhadap yang lain. Sekurang-kurangnya setelah berpisah sekian lama jurang perbedaan antara Korea Utara dan Korea selatan sudah demikian dalam.
Kalau hanya tergantung dari pejabat-pejabat politik maka penyatuan kembali Korea susah tercapai. Mereka lebih mementingkan pencitraan daripada tujuan yang lebih penting.
Kesimpulan
Butir mengenai mengakhiri perang Korea dengan menandatangani perjanjian perdamaian tidak dapat dijadikan tanda keberhasilan pertemuan puncak tahun 2018 karena hanya merupakan pengulangan hasil pertemuan tahun 2007 jadi seperti memoles kembali lipstik di bibir.
Di samping itu Korea Utara dan Korea Selatan mempunyai pengertian yang berbeda mengenai denuklirisasi di semenanjung Korea. Menurut Korea Utara artinya Amerika Serikat tidak lagi memyediakan payung nuklir kepada Korea Selatan. Janji Korea Utara untuk menghentikan percobaan nuklir, menunjukkan bahwa negeri ini merasa sudah mengembangkan ancaman nuklir yang memadai.
Kubritau 28 April 2018
Komentar
Posting Komentar