Langsung ke konten utama

Jangan kaget, perbudakan modern masih ada di Inggris



Budak modern sebagai pembersih di sekolah

Konon perdudakan telah ada sejak 12.000 tahun yang lalu  sejak manusia mulai bertanam, berburu dan berternak. Budaya ini masih terus berkembang hingga era modern.

Perbudakan modern di Inggris

Jangan kaget kalau zaman now di negara “beradab” Inggris masih terjadi perbudakan yang berlangsung di tempat terbuka di seluruh plosok negeri. Jadi budak tidak disembunyikan di balik pagar rumah majikan. 

Mereka adalah kalangan yang dipekerjakan di tempat perawatan kuku, pembangunan gedung, rumah bordil bahkan di sekolah.

Budak modern ada yang bekerja di tempat perawatan kuku

Menurut BBC di Inggris terdapat sekurang-kurangnya 13.000 korban perbudakan modern. Padahal di negara ini ada undang-undang perbudakan modern di mana pelakunya diancam dengan hukuman maksimum seumur hidup. Undang-Undang ini disahkan tahun 2015.

Di Inggris salah seorang budak pada zaman modern  adalah Sara- untuk alasan keselamatan nama sebenarnya tidak dapat diungkapkan. Dia bekerja sebagai pembersih 20 jam sehari di sebuah sekolah menengah. Sudah 20 tahun dia menjadi budak.

Sara mulai bekerja pukul 5:00 pagi dan pukul 9:00  dia mengepel lantai lorong-lorong sekolah tersebut bersamaan dengan kedatangan para murid. Kerjanya baru berakhir pada pukul 23:00 tanpa istirahat.



Ancaman keselamatan

Tetapi seluruh imbalan untuk curahan keringatnya diambil oleh suaminya yang menemukan pekerjaan di sekolah tersebut.

Setiap hari dia bekerja  disaksikan okeh para guru, murid dan karyawan sekolah namun tidak seorangpun yang mengetahui nasib buruknya. Sebab mereka memang tidak pernah berhubungan dengan Sara.

Lagi pula Sara tidak akan mengatakan apa-apa. Ada ancaman bahwa anak-anaknya yang ditinggalkan di negerinya akan dibunuh kalua dia “bernyanyi”. Seorang ibu tentu rela berkorban untuk kepentingan anak-anaknya.

Lolos dari perbudakan

Walaupun sulit untuk bisa lolos akhirnya dia mendapat jalan keluar dari perbudakan modern di Inggris.

Pada suatu saat dia tidak dapat berjalan lagi karena kakinya membengkak dan berdarah karena jatuh saat bekerja. Selain itu dia menderita sakit sendi dan kelelahan serta depresi karena bekerja keras selama bertahun-tahun. 

Sebenarnya para penyelundupnya sudah akan membiarkannya mati. Untung dengan bantuan seorang teman Sara berhasil melarikan diri.

Dia menghubungi Kementerian Dalam Negeri yang langsung memindahkannya ketempat penampungan yang aman. Dia mendapat bantuan dari yayasan amal Salvation Army (di Indonesia dikenal dengan nama Bala Keselamatan) dan Black Country Women’s Aid. 

Sekarang dia menjalani lembaran baru dalam kehidupannya walaupun masih ada hal-hal yang mengganjal.

Ketakutan masih ada

Semula dia sama sekali tidak berani keluar dari tempat penampungan. Ada kekhwatiran bahwa para penyelundupnya bisa menemukannya kembali. 

Ketakutan tersebut lama-kelamaan hilang apalagi setelah diberitahu akan ada yang menjaganya. Namun dia tetap terpisah dari anak-anaknya dan setiap kali berbicara tentang mereka diapun menangis.

Walaupun sudah tidak menjadi budak lagi, dia masih merasa belum bebas. Dia ingin sekali pulang untuk berkumpul dengan anak-anaknya. Di sisi lain, jika dia pulang maka semuanya akan dibahayakan.

Dia yakin suaminya yang ikut menjerumuskannya ke perbudakan sudah kembali ke negara asal.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pecandu seks yang berjuang melawan ketagihannya menjadi sembuh setelah berkunjung ke Bali

Nama wanita ini Erica Garza, 35 tahun, dari Los Angeles. Dia adalah pecandu seks yang berjuang melawan ketagihan pornografi yang diidapnya sejak usia dua belas tahun. Perjuangannya ini berlangsung selama 20 tahun. Kisah hidupnya dituliskan dalam memoir " Getting off : perjalanan seorang wanita melalui ketagihan seks dan pornografi". Diceritakan bahwa sejak umur 12 tahun sampai permulaan 30 tahun dia kecanduan pornografi. Mulanya dia menonton pornografi lunak yang ditayangkan di Cinemax ketika kedua orangtuanya tidur. Ketika lebih dewasa, dengan berkembangnya internet, dia beralih ke materi yang lebih panas dengan menggunakan komputernya. Wanita ini menjadi ketagihan hubungan seks sejak kehilangan keperawanannya di usia 17 tahun. Dalam usia duapuluhan dia mengadakan pesta di rumah, bisa empat kali dalam seminggu. Tujuannya agar bisa berjumpa dengan pria dan kemudian diajak nonton porno online. Setelah  cukup banyak minum tequila dia akan mengoceh mengenai hal-hal yang...
INDAH PADA WAKTUNYA Pada saat terjadi gangguan listrik kemarin malam,  saya dan anak saya yang kebetulan berada di rumah memutuskan untuk makan di luar. Karena pesan taksi online gagal terus, kami putuskan naik angkot saja. Dari Ulujami ada dua jurusan yang dapat di pilih yaitu yang menuju Kebayoran/Kebayoran Lama atau ke Bintaro atau Ceger. Karena di pinggir jalan gelap sekali kami sepakat angkot yang duluan datang akan kami naiki.  Tak lama kemudian angkot yang kami kira jurusan Bintaro sudah berhenti di depan kami. Di tengah jalan kami bertanya kepada supir apakah nanti akan melewati Bintaro Plasa. Ternyata kami salah naik, namun supir mengatakan nanti di pertigaan...(saya lupa) pindah saja ke angkot F 10 yang memang melalui Plasa tersebut. Dipertigaan yang dimaksud kami diturunkan. Di seberang kami melihat bangunan luas yang terang benderang seperti mall. Saya berpikir  di sini sajalah kami makan. Dengan hati-hati kami menyeberangi jalan dan s...

Sayang harta perempuan ini nekad masuk rontgen

Kejadiannya di stasion kereta api Dongguan di China Selatan. Wanita ini mungkin mudik dalam rangka Imlek dan membawa banyak uang tunai di tasnya. Tasnya harus diperiksa dengan X-ray mamun dia tidak percaya pada petugas dan tidak mau membiarkan tasnya  diletakkan di ban berjalan tanpa terkawal. Maka dengan nekat dia naik di ban berjalan untuk melindungi hartanya  walaupun sudah diperingatkan oleh petugas bahwa radiasi  sinar rontgen tinggi. Cuplikan dari kamera sekuriti memperlihatkan wanita tersebut meletakkan barang-barangnya di ban berjalan lalui naik dan merangkak di belakang barang-barang tersebut. Petugas di stasiun hanya mentertawakan wanita ini karena dianggap aneh, dan meneruskan tugas mereka. UPI