Langsung ke konten utama

Kebakaran sumur minyak di Aceh Timur


Hingga tadi malam dilaporkan 19 orang tewas dan 44 lainnya mengalami luka bakar akibat ledakan sumur minyak di Aceh Timur kemarin 25 April. Sumur minyak yang terletak di Dusun Bhakti, Gampong Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak dibor secara tradisional oleh masyarakat setempat.

Menurut polisi sumur minyak adalah peninggalan Belanda yang dieksplorasi oleh warga secara ilegal.

Seorang saksi menuturkan  awalnya menyembur minyak dari dalam sumur dan menggenangi permukaan tanah. Lalu orang ramai berdatangan dengan membawa ember untuk mengumpulkan tumpahan minyak yang mengalir di sepanjang parit 500 meter. Di samping itu banyak warga yang berkumpul untuk menonton langsung peristiwa tersebut.

Tiba-tiba menurut camat Ranto Peureulak sekitar pukul 01:30 terjadi ledakan dan semburan api dari sumur minyak. Langit menjadi terang dan api membumbung ke angkasa. Warga yang sedang mengumpulkan minyak dimangsa oleh api. Terdengar teriakan kesakitan di kesunyian malam tersebut.

Banyak korban yang terbakar berusaha memadamkan api ditubuhnya dengan menceburkan diri ke dalam kolam dan lumpur. Sebagian lainnya lari ke jalan raya dengan api ditubuhnya sambil menjerit mita tolong. Tak banyak bisa diperbuat masyarakat karena api begitu dahsyat dan baju korban sudah basah dengan minyak.

Menurut Badan Penanggulangan Bencana Aceh, sebanyak 5 rumah ludes terbakar dalam peristiwa tersebut. Ditambahkan bahwa api kini bisa dipadamkan. Api yang membumbung tinggi keudara karena semburan gas hingga mencapai 100 m  sudah tidak muncul lagi ke permukaan tanah.

Kepolisian setempat kemarin mengajak warga warga di Kecamatan Ranti Peureulak, Aceh Timur untuk tidak melakukan penambangan minyak secara ilegal karena bisa mendatangkan bahaya.

Antara


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pecandu seks yang berjuang melawan ketagihannya menjadi sembuh setelah berkunjung ke Bali

Nama wanita ini Erica Garza, 35 tahun, dari Los Angeles. Dia adalah pecandu seks yang berjuang melawan ketagihan pornografi yang diidapnya sejak usia dua belas tahun. Perjuangannya ini berlangsung selama 20 tahun. Kisah hidupnya dituliskan dalam memoir " Getting off : perjalanan seorang wanita melalui ketagihan seks dan pornografi". Diceritakan bahwa sejak umur 12 tahun sampai permulaan 30 tahun dia kecanduan pornografi. Mulanya dia menonton pornografi lunak yang ditayangkan di Cinemax ketika kedua orangtuanya tidur. Ketika lebih dewasa, dengan berkembangnya internet, dia beralih ke materi yang lebih panas dengan menggunakan komputernya. Wanita ini menjadi ketagihan hubungan seks sejak kehilangan keperawanannya di usia 17 tahun. Dalam usia duapuluhan dia mengadakan pesta di rumah, bisa empat kali dalam seminggu. Tujuannya agar bisa berjumpa dengan pria dan kemudian diajak nonton porno online. Setelah  cukup banyak minum tequila dia akan mengoceh mengenai hal-hal yang...

Bayi yang mempunyai 2 muka 1 tubuh 2 tangan dan 2 kaki

Gilang Andika dari Batam yang mempunyai dua wajah ini merupakan kembar siam yang tidak berkembang dengan baik di rahim ibunya. Umurnya sekarang dua bulan dan sedang berjuang untuk dapat bertahan hidup karena kondisi otaknya yang gawat yang menyebabkan bertumpuknya cairan. Orangtuanya, Ernilasari dan Mustafa dengan sangat ingin mendapatkan bantuan untuk menyelamatkan nyawa anak mereka karena dokter-dokter setempat menyatakan tidak mampu untuk mengoperasinya. Meskipun dia hanya memiliki satu tubuh dengan dua tangan dan dua kaki, secara teknis Gilang adalah kembar siam, kondisi ini terjadi satu dari setiap 250.000 kelahiran. Di kepalanya dia memiliki wajah dan otak dari seorang saudara kandung yang tidak mengembangkan tubuhnya sendiri di dalam rahim, karena telur ibunya tidak benar-benar terbelah menjadi dua selama kehamilan. Dia tidak bisa disusui, oleh karena itu sekarang ini dia mendapatkan susu melalui tabung. Dia juga berada dalam kondisi yang disebut hydrocephalus yang ...

Lukisan Raden Saleh "La Chasse au Taureau Sauvage" (Perburuan Banteng) terjual dengan harga 149 miliar

Lukisan Raden Saleh yang diberi judul bahasa  Perancis "La Chasse au Taureau Sauvage"  terjual dengan harga 149 miliar rupiah dalam pelelangan di Vannes Perancis. Juru lelang Jack-Philippe Reullan mengemukakan bahwa lelang ini dimenangkan oleh orang Indonesia yang mengikuti lelang melalui e-mail. Menurut Reullan ada dua belas peminat yang mengikuti lelang tersebut dan salah satunya adalah Museum Pasifika di Bali. Dua diantara peminat tersebut hadir dilokasi lelang. Lukisan yang berukuran 110X180 cm tersebut ditemukan di sebuah gudang bawah tanah di Perancis pada bulan Agustus 2017. Lukisan itu dibuat pada tahun 1855. Kebanyakan obyek lukisan Raden Saleh adalah perburuan besar binatang liar pada abad ke-19. Di lukisan ini Raden Saleh digambarkan menunggang kuda pada sebuah perburuan menurut adat Jawa. "Keluarga di mana lukisan tersebut ditemukan menyatakan tidak tahu menahu mengenai lukisan ini dan ingin menyingkirkan lukisan yang ukurannya cukup besar itu...