Semula beredar kabar bahwa aktifis yang nyaring bunyinya, Ratna Sarumpaet dikeroyok oknum di bandara Bandung. Berita yang tidak dapat dipastikan kebenarannya ini ramai diperbincangkan. Seolah-olah dia dipermak untuk membungkamnya karena sangat vokal menentang petahana.
Dengan sigap Fadli Zon melihat cerita pengeroyokan ini sebagai peluang untuk kampanye hitam. Fadli mengatakan, Ratna mengalami penganiayaan di area parkir mobil di Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung.
Menurut Kompas.com, Fadli berceloteh: "Jadi beliau juga sedang recovery karena ada luka jahitan di bagian kepala oleh oknum-oknum yang saya kira melakukan suatu tindakan jahat dan biadab kepada Mbak Ratna. Pada waktu itu beredar foto Ratna yang mukanya lebih bengep dari biasanya. Di samping Ratna berdiri Fadli, yang anehnya wajah Fadli tidak tampak prihatin tapi tersenyum.
Turut mengompori klaim penganiayaan ini adalah orang sedang giat-giatnya berusaha untuk eksis...siapakah dia? Foto Ratna bengep yang kemudian menyebar di media sosial menurut Tribunnews.com diposting pula oleh kader kader Demokrat Ferdinand Hutahean.
Sedangkan menurut Ustaz Zulkarnain aksi kekerasan yang menimpa Ratna Sarumpaet adalah bentuk penindasan layaknya zaman Belanda dulu, karena di negeri hukum dan demokrasi, menyatakan pendapat justru dipersekusi dan dianiaya.
Yang lucunya lagi orang yang bernama Rizal Ramli tiba-tiba menjadi gurubesar bedah tanpa melalui pendidikan untuk itu. Dengan percaya diri dia mengemukakan kalau operasi plastik di sini benjut sebelah lainnya harus benjut juga. Kan estetika. Saya kira orang tua ini harus berhenti cari panggung. Ingat kek kamu sudah pikun dan siap-siap untuk panggilan dari atas. Jadi perbanyaklah berbuat kebaikan kurangi keonaran.
Dengan alasan yang dilandasi itikad tidak baik Ratna ogah melaporkan klaim kekerasan yang dilakukan terhadap dirinya kepada pihak yang berwenang, dalam hal ini kepolisian. Menurut pengakuannya percuma membuat laporan kalau nantinya dicuekin saja. Padahal dia ingin klaimnya tidak bisa diverifikasi sehingga peran sebagai "korban" dapat dimainkan terus.
Siapakah yang mau dipojokkan
Diberitakan bahwa calon presiden Prabowo Subianto mendapat kabar mengenai dugaan penganiayaan tersebut pada tanggal 1 Oktober yang lalu. Bagaikan The Three Musketeers keesokan harinya Prabowo dengan ditemani Ketua Dewan Kehormatan PAN Amin Rais dan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menemui Ratna.
"Kami sangat kaget, prihatin, sangat kecewa bahwa telah terjadi suatu aksi kekerasan, penganiayaan suatu pukulan yang kejam terhadap salah satu pimpinan dari pada badan pemenangan kampanye kami yaitu ibu Ratna Sarumpaet", kata Prabowo dalam keterangan pers di kediaman pribadinya.
Menurutnya apa yang dialami Ratna merupakan tindakan represif dan melanggar hak-hak asasi manusia.
Untung ada Tompi
Di tengah rasa simpati rekan-rekannya maupun warganet ada juga netizen yang mengungkapkan kejanggalan dari klaim pengeroyokan terhadap Ratna. Ada foto Ratna dengan muka yang bengep di sebuah rumah sakit, terlihat botol infus dibelakangnya.
Akun Instagram @citwul membandingkan latar belakang foto dengan sebuah rumah sakit kecantikan di Jakarta Pusat. Ternyata dinding yang menjadi latar belakang foto Ratna sama banget dengan dinding RSK Bedah Bina Estetika yang terletak di daerah Menteng Jakarta Pusat.
Tompi, penyanyi yang juga spesialis bedah plastik ikut memberikan komentar. Dia melihat wajah bengep Ratna lebih menyerupai wajah pasca-operasi.
"Gilaaa menjadikan bengkak operasian sebagai akibat dikeroyok massa!!! Mrk sedang membodohi diri sendiri. Dan kita rakyat tertipu dan terbawa amarah. Ini contoh bagus bagaimana oknum politisi memainkan jurus2", kicauan di @dr_tompi.
Katanya lagi, kalau orang dioperasi tidak ngaku bisa saja, tapi bekasnya akan berbicara.
Penegasan Polisi
Polisi menyebut wajah lebam Ratna Sarumpaet disebabkan operasi plastik, bukan karena dianiaya seperti yang beredar selama ini. Dari hasil penyelidikan awal diketahui Ratna menjalani operasi plastik di sebuah klinik di kawasan Menteng Jakarta.
Penyelidikan melibatkan dua Polda yaitu Jawa Barat dan Metro Jaya. Berdasarkan penyelidikan Polda Jabar pada tanggal 21 September tidak ada konperensi dengan negara-negara asing di Bandung. Dalam pemberitaan disebut Ratna dianiaya usai mengadiri konperensi dengan beberapa peserta dari luar negeri.
Selain itu tidak ada saksi mata di Bandara Husein Sastranegara Bandung yang melihat pengeroyokan dan tidak ada daftar manifes atas nama Ratna Sarumpaet.
Berdasarkan penyelidikan Polda Metro Jaya nomer telpon selular Ratna pada tanggal 20 - 24 September aktif di Jakarta bukan di Bandung.
Pengecekkan dari rekening Ratna dan anaknya ada pengeluaran dana sebanyak tiga kali yang didebet di Rumah Sakit Khusus Bedah Bina Estetika masing-masing sebesar 25 juta pada tanggal 20 dan 21 September dan 40 juta pada tanggal 24 September.
Dari RS Bina Estetika polisi mendapatkan keterangan bahwa Ratna Sarumpaet menjadi pasien di rumah saki tersebut pada tanggal 20, 21 dan 24 September 2018. Hal ini diperkuat dengan rekaman CCTV di klinik tersebut dan daftar pasien.
Ratna, Ratna kamu ketahuan
Komentar
Posting Komentar