Langsung ke konten utama

Menurut buruh pabrik Indonesia Uniqlo mengeksploitasi kemudian mengabaikan mereka

Uniqlo menyebut model bisnisnya sebagai SPA (Specialty store retailer of Private label Apparel) Semua tahap dalam bisnis dikelola sendiri oleh perusahaan ini, mulai dari desain, produksi, sampai kepada penjualan secara eceran.

Upah buruh yang rendah

Strategi kunci dalam model bisnis perusahaan ini adalah pesanan massal dalam jumlah besar untuk setiap artikel barang. Pemesanan massal berakibat pada pengurangan dramatis harga pengadaan barang. Produk Uniqlo di buat di negara-negara yang upah buruhnya rendah termasuk Indonesia.

Menurut South China Morning Post sekitar 2000 orang Indonesia membanting tulang untuk memenuhi pesanan dari merek fashion Jepang ini dengan imbalan hanya Rp 1,8 juta per bulan di tahun 2013.  Jumlah tersebut di bawah upah minimum  Rp 2,2 juta. Upahnya baru naik ke 2,71 juta rupiah tahun 2015 tepat sebelum penutupan pabrik. 

Sekarang pekerjaan mereka lenyap, hutang tidak dibayar, perusahaan ini mengabaikan mereka bahkan ketika mereka 'mengetuk pintu depan'.

Nasib pekerja

Salah satu dari pekerja Indonesia ini bernama Warni Lena Napitupulu. 
Dia tiba di Tokyo bulan ini untuk berkampanye di luar Uniqlo dalam usaha menekan agar perusahaan mengakui nasibnya dan 2000 rekan kerjanya ketika pabrik tempat mereka bekerja tutup pada tahun 2015.

Ibu dari yang berumur 46 tahun ini mengatakan bahwa pekerjaannya bertambah buruk ketika Uniqlo mulai memesan dari pabrik milik Jaba Garmindo tahun 2012. Katanya jam kerja adalah jam 07:00-16:00, tapi mereka sering bekerja lembur ada kalanya sampai pukul 22:00. Uang lembur hanya diberi Rp 8.000,- terlepas dari berapa lama lemburnya.

Ibu Napitupulu yang dalam perjalanan ke Tokyo ini didampingi oleh perwakilan pekerja lainnya Tedy Senadi Putra tidak berhasil menemui perwakilan Uniqlo
tapi perusahaan menyarankan bagi diadakannya pertemuan di Jakarta bulan depan.

Tanggung jawab Uniqlo

Meskipun Uniqlo bukan majikan pekerja tapi menurut organisasi non-pemerintah Clean Clothes Campaign (CCC) yang mendukung para pekerja , perusahaan tersebut tetap bertanggung jawab karena urusannya dengan pabrik telah menyebabkan para pekerja tertekan dan keputusannya untuk menghentikan bisnis dengan pabrik telah menyebabkan penutupannya.

Menurut pejabat CCC, Yeung Ching-yin, prinsip-prinsip panduan PBB menyatakan bahwa bisnis memiliki tanggung jawab untuk memastikan hak-hak asasi manusia dihormati dalam rantai pasokan mereka.

"Uniqlo dapat mendikte pola kerja di pabrik dan mengajukan tuntutan yang secara langsung mengarah kepada peningkatan stres di tempat kerja, lembur yang berlebihan dan target produksi yang tinggi",katanya.

Ditambahkan bahwa Uniqlo tidak memenuhi tanggung jawabnya dalam melindungi pekerja atas haknya untuk berserikat, pemecatan ilegal, kerja lembur tanpa upah. Dan tidak diambil langkah yang perlu dan sederhana untuk melakukan kajian sebelum menghentikan pesanan.

Tono Haruhi, Direktur Yokohama Action Research sebuah LSM Jepang yang mendukung pekerja Indonesia mengatakan: "Uniqlo adalah salah satu alasan utama pabrik tersebut mengalami kesulitan keuangan dan mengapa kondisi kerja memburuk. Uniqlo tidak memenuhi tanggung jawab yang dijanjikan dalam kode etik mereka.

Kesimpulan

Jadi ketika kita akan berbelanja di toko pengecer khusus untuk pakaian merek internasional seperti Uniqlo baik juga kita renungkan bagaimana mereka mengeksploitasi tenaga murah di Indonesia, Kamboja, Bangladesh dan negara-negara Asia Lainnya.

Catatan kami: Masalah ini juga dapat ditinjau dari segi persaingan usaha tidak sehat. Dalam hal ini retailer yang  kuat menekan pemasok yang biasanya kedudukannya lemah dalam penetapan harga. Pemasok yang berdarah-darah kemudian dengan seenaknya diganti dengan pemasok baru.

Dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat terdapat beberapa tindakan yang dilarang antara lain membuat perjanjian dengan pihak asing yang memuat ketentuan yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Siapa yang bertanggung jawab atas cukuran batok kelapa ini?

Seperti di film Dumb and Dumber Seorang remaja, Aiden Bowness (17), ingin terlihat rapi pada pesta keluarga, namun salon langganannya tutup Selasa siang kemarin. Karena itu dia pergi ke tempat lain, Brazuca Gentry Grooming di Carlisle Cumria dengan membawa contoh foto cukuran sederhana pendek di belakang dan samping. Dia berpendapat potongan rambut yang dikehendakinya sederhana sehingga tidak memerlukan penjelasan lebih lanjut. Kemudian dengan bayaran 8 pound sterling (Rp 150.000), didapati seolah-olah rambutnya dicukur dari ujung mangkuk seperti  pelawak Jim Carrey dalam film Dumb and Dumber. Malu dengan potongan rambut yang demikian maka keesokan hari,  sambil menutupinya dengan topi dia pergi ke pemangkas rambut langganannya. Untuk perbaikan atas cukuran batok kelapa ini Bowness perlu mengeluarkan ongkos tambahan sebesar 5 pound (Rp 93.000). Dia memposting pengalamannya itu di Facebook dan segera menjadi viral. Namun pemilik salon rambut, Flamencia membantah

Coca Cola sedang mengamati pasaran minuman yang dicampur ganja

Apakah di rak ini akan ada CocaCola  mengandung ganja? Menurut laporan dari Amerika Serikat CocaCola sedang mempertimbangkan dengan serius untuk memproduksi minuman yang mengandung ganja. Perusahaan raksasa  minuman ringan ini mengamati dengan seksama pasar minuman ganja yang tumbuh dengan pesat dan ada kemungkinan akan masuk dalam waktu yang dekat. CocaCola mengumumkan minatnya dalam pernyataan yang dikeluarkan hari Senin tanggal 17 September. Pernyataan ini menanggapi laporan dari BNN Bloomberg yang mengatakan Coke sedang dalam pembicaraan dengan Canada Cannabis Inc. untuk mengembangkan minuman yang diinfus dengan cannabidiol (CBD), zat kimia non-psikoaktif yang terkandung dalam ganja. Coke akan mengikuti gerak cepat pembuat alkohol besar dan perusahaan rokok untuk menguji pasar ganja dan mencari mitra menjelang tanggal 17 Oktober pada waktu mana ganja rekreasi diluncurkan secara legal di Kanada.  Coke dan Aurora dalam pernyataan terpisah mengatakan tertarik dengan

Bravo Perusahaan Listrik Negara

Meminjam lirik dari  lagu Sayur Kol, waktu aku jalan-jalan ke Senayan hujan turun dengan derasnya.  Kemarin pagi saya menghadiri suatu acara di Gedung Caraka Loka di dekat Senayan. Karena adanya aturan nomor ganjil dan genap, pesanan taksi online saya tidak mendapatkan response. Maka dalam pesanan baru tujuan saya ganti ke suatu mal yang terletak di Senayan yang tidak terdampak oleh aturan ganjil dan genap. Pikir saya nanti turun saja di persimpangan Hang Tuah dan Senayan dan tinggal menyebrang ke gedung Caraka Loka. Benar tidak lama kemudian saya mendapatkan taksi. Di tengah perjalanan turun hujan deras sehingga walaupun hanya menyeberangi jalan saya kebasahan juga.  Ini adalah gangguan pertama yang saya alami kemarin. Saya teringat pada  pepatah 'sedia payung sebelum hujan'.  Gangguan kedua saya alami di rumah sekembalinya dari acara. Ternyata listrik mati. Saya menayakan ke beberapa tetangga ternyata mereka mengalami hal yang sama. Listrik mati menjelang jam 10 pag