Langsung ke konten utama

Viagra Himalaya terancam punah oleh perubahan iklim

Jamur kakiseribu (cartepillar fungus) yang dikenal sebagai Viagra Himalaya adalah tanaman herbal yang tumbuh di padang rumput di ketinggian antara 3.300 m - 4.000 m di daerah Himalaya di Nepal, Bhutan, India dan Tibet.

Setempat dikenal sebagai yarsagumba, ramuan kecil ini merupakan kombinasi luar biasa dari ulat kuning dan jamur. Ketika suhu meningkat dan salju mencair yarsagumba muncul. Selama musim hujan jamur sering tersapu bersih.

Tepat sebelum musim hujan spora jamur cordyseps menginfeksi kakiseribu Himalaya yang hidup dirumput basah dan tanah berlubang. Setelah terkubur dalam tubuh kakiseribu jamur berjalan keluar melalui kepala serangga tersebut. Parasit ini mendapatkan energi dari kakiseribu yang kemudian dibiarkan mati.



Jamur kakiseribu yang harganya lebih mahal dari emas dan yang di Asia dikenal sebagai viagra Himalaya yang dianggap sebagai obat ajaib. Menurut para peneliti jamur ini semakin sulit ditemukan karena perubahan iklim.

Orang-orang China dan Nepal telah tewas dalam benterokan selama bertahun-tahun karena jamur aneh yarsagumba yang nama resminya adalah Ophiocordyceps senensis. 

Meskipun mafaatnya tidak terbukti secara ilmiah orang merebus yarsagumba dengan air untuk membuiat teh atau menambahkannya ke sup. Mereka percaya ramuan ini dapat menyembuhkan segalanya mulai dari kanker sampai impotensi.

Ini adalah salah satu komoditas biologis yang paling berharga di dunia yang merupakan sumber pendapatan yang penting bagi ratusan ribu  kolektor. Ini dikatakan dalam laporan rapat Akademi Ilmu Pengetahuan Amerika Serikat.

Menurut para peneliti,  dalam beberapa dasawarsa terakhir popularitasnya melonjak tinggi dan harga melambung tinggi dapat mencapai hingga tiga kali lipat harga emas di Beijing.

Banyak yang menduga harganya meroket karena karena barang ini menjadi semakin langka akibat pemanenan yang berlebihan. Namun peneliti ingin meyelidiki lebih lanjut sebab kelangkaannya.

Sementara para kolektor telah mengurangi ketersediaan jamur kaki seribu dengan memanennya secara berlebihan, perubahan iklim juga memainkan peranan.

Jamur yang berbentuk kerucut tersebut hanya ditemui di atas ketinggian 3.500 m  dan terbentuk ketika jamur parasit masuk kedalam kakiseribu, kemudian secara perlahan membunuhnya. Untuk tumbuh ia membutuhkan iklim khusus yang dingin dengan suhu musim dingin di bawah 0 derajat namun tanahnya tidak beku secara permanen.

Menurut penelitian yang di pimpin oleh peneliti dari Universitas Stanford kondisi seperti ini biasanya ada di batas daerah permafrost. Ditambahkan bahwa mengingat suhu musim dingin telah bertambah hangat dari tahun 1979 hingga 2013 di banyak daerah tersebut terutama di Bhutan, kemungkinan populasinya telah terkena dampak negatif. 

Masih menurut penelitian tersebut tren pemanasan telah mempengaruhi Bhutan dengan suhu musim dingin meningkat rata-rata 3,5 - 4 derajat di sebagian besar habitat yang diprediksi rata-rata 1,1 C per dekade.

Para peneliti juga menemukan bahwa vegetasi di dataran tinggi Tibet "tidak bergeser ke atas sebagai respons terhadap pemanasan iklim tahun 2000 - 2014. Hal ini menunjukkan bahwa jamur kakiseribu tidak akan dapat dengan mudah mendaki gunung ke habitat yang lebih tinggi ketika iklim menghangat".

South China Morning Post



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pecandu seks yang berjuang melawan ketagihannya menjadi sembuh setelah berkunjung ke Bali

Nama wanita ini Erica Garza, 35 tahun, dari Los Angeles. Dia adalah pecandu seks yang berjuang melawan ketagihan pornografi yang diidapnya sejak usia dua belas tahun. Perjuangannya ini berlangsung selama 20 tahun. Kisah hidupnya dituliskan dalam memoir " Getting off : perjalanan seorang wanita melalui ketagihan seks dan pornografi". Diceritakan bahwa sejak umur 12 tahun sampai permulaan 30 tahun dia kecanduan pornografi. Mulanya dia menonton pornografi lunak yang ditayangkan di Cinemax ketika kedua orangtuanya tidur. Ketika lebih dewasa, dengan berkembangnya internet, dia beralih ke materi yang lebih panas dengan menggunakan komputernya. Wanita ini menjadi ketagihan hubungan seks sejak kehilangan keperawanannya di usia 17 tahun. Dalam usia duapuluhan dia mengadakan pesta di rumah, bisa empat kali dalam seminggu. Tujuannya agar bisa berjumpa dengan pria dan kemudian diajak nonton porno online. Setelah  cukup banyak minum tequila dia akan mengoceh mengenai hal-hal yang...

Bayi yang mempunyai 2 muka 1 tubuh 2 tangan dan 2 kaki

Gilang Andika dari Batam yang mempunyai dua wajah ini merupakan kembar siam yang tidak berkembang dengan baik di rahim ibunya. Umurnya sekarang dua bulan dan sedang berjuang untuk dapat bertahan hidup karena kondisi otaknya yang gawat yang menyebabkan bertumpuknya cairan. Orangtuanya, Ernilasari dan Mustafa dengan sangat ingin mendapatkan bantuan untuk menyelamatkan nyawa anak mereka karena dokter-dokter setempat menyatakan tidak mampu untuk mengoperasinya. Meskipun dia hanya memiliki satu tubuh dengan dua tangan dan dua kaki, secara teknis Gilang adalah kembar siam, kondisi ini terjadi satu dari setiap 250.000 kelahiran. Di kepalanya dia memiliki wajah dan otak dari seorang saudara kandung yang tidak mengembangkan tubuhnya sendiri di dalam rahim, karena telur ibunya tidak benar-benar terbelah menjadi dua selama kehamilan. Dia tidak bisa disusui, oleh karena itu sekarang ini dia mendapatkan susu melalui tabung. Dia juga berada dalam kondisi yang disebut hydrocephalus yang ...

Lukisan Raden Saleh "La Chasse au Taureau Sauvage" (Perburuan Banteng) terjual dengan harga 149 miliar

Lukisan Raden Saleh yang diberi judul bahasa  Perancis "La Chasse au Taureau Sauvage"  terjual dengan harga 149 miliar rupiah dalam pelelangan di Vannes Perancis. Juru lelang Jack-Philippe Reullan mengemukakan bahwa lelang ini dimenangkan oleh orang Indonesia yang mengikuti lelang melalui e-mail. Menurut Reullan ada dua belas peminat yang mengikuti lelang tersebut dan salah satunya adalah Museum Pasifika di Bali. Dua diantara peminat tersebut hadir dilokasi lelang. Lukisan yang berukuran 110X180 cm tersebut ditemukan di sebuah gudang bawah tanah di Perancis pada bulan Agustus 2017. Lukisan itu dibuat pada tahun 1855. Kebanyakan obyek lukisan Raden Saleh adalah perburuan besar binatang liar pada abad ke-19. Di lukisan ini Raden Saleh digambarkan menunggang kuda pada sebuah perburuan menurut adat Jawa. "Keluarga di mana lukisan tersebut ditemukan menyatakan tidak tahu menahu mengenai lukisan ini dan ingin menyingkirkan lukisan yang ukurannya cukup besar itu...