Pada hari Minggu pagi tadi telah terjadi ledakan bom bunuh diri di Gereja Santa Maria Tidak Bercela di Jalan Ngagel Jaya Utara, Surabaya. Liem, seorang warga yang bertempat tinggal tidak jauh dari gereja mengatakan bahwa dia mendengar bunyi ledakan pada jam 07:00. Pada waktu dia tiba di lokasi kejadian, sudah banyak warga yang berkumpul.
Dalam rekaman video Live Facebook TribunJatim.com terdapat beberapa obyek yang menurut dugaan adalah potongan tubuh manusia.
Menurut polisi ledakan terjadi sebelum ibadah dimulai. Semula dikabarkan jumlah korban meninggal dunia dua orang yaitu seorang jemaat dan pelakunya sendiri. Adi Sasono jemaat gereja tersebut mengatakan banyak korban yang berjatuhan akibat ledakan tersebut. Jadi selain yang meninggal banyak juga korban luka-luka. Ditambahkan bahwa akibat ledakan tersebut kondisi di sekitar gereja berantakan.
Salah seorang korban yang meninggal bernama Aloysius Bayu Rendra Wardhana. Menurut sejumlah saksi Bayu melakukan tindakan heroik dengan menghalangi pelaku pemboman dengan sepeda motornya masuk ke halaman gereja.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung menerangkan bahwa ledakan tersebut adalah bom bunuh diri. Selain 2 orang meninggal, ada 33 orang yang luka-luka dalam peristiwa tersebut. Dua diantaranya adalah polisi sedangkan yang lainnya adalah jemaat gereja.
Saksi lain dari ledakan tersebut adalah Samsia yang biasa berjualan di dekat gerbang gereja. Dalam peristiwa tersebut dia sampai terlempar sekitar 15 meter. Sebelumnya dia melihat dua orang berboncengan sepeda motor menerobos ke halaman gereja. Mereka memakai celana warna hitam dan salah seorang membawa tas ransel. Tidak lama kemudia terjadi ledakan.
Ledakan lainnya terjadi di Gereja Kristen Indonesia Jalan Diponegoro Surabaya dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya. Pelakunya adalah seorang ibu dengan dua orang remaja. Bom pertama yang meledak adalah dari ibu tersebut yang memeluk petugas gereja yang menghalanginya. Bersamaan dengan ledakan, badan ibu tersebut terlempar ke atas. Setelah itu terjadi ledakan kedua berasal dari remaja tersebut.
Dari Gereja Pantekosta Pusat Jalan Arjuna Surabaya dievakuasi 2 jenazah, satu di antaranya jenazah pelaku. Bom yang digunakan di gereja ini cukup besar. Selain merusak rumah di sekitar gereja bom ini juga membuat mobil yang ditumpangi pelaku rusak tak berbentuk lagi. Bahkan dalam radius 100 meter tampak ceceran puing-puing mobil.
Menurut Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Frans hingga pukul 17:00 hari Minggu total ada 13 korban tewas dan 41 orang korban luka.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menduga para pelaku pemboman ketiga geraja berasal dari satu keluarga. Mereka melakukan bom bunuh diri dengan berpencar ke 3 titik.
Pelaku di Gereja Pantekosta Pusat adalah sang ayah bernama Dika Supriyanto. Dika sempat mengantar istri dan 2 anak perempuannya Fadilasari (12 tahun) dan Pamela Rizkita (9 tahun) ke Gereja Kristen Indonesia.
Sedangkan bom di Gereja Santa Maria Tidak Bercela diledakkan oleh 2 anak laki Dika yaitu Yusuf (18 tahun) dan Lukman (15 tahun).
Komentar
Posting Komentar