Langsung ke konten utama

Rupanya preman menguasai pelabuhan di Danau Toba


KM Sinar Bangun tenggelam diperairan Danau Toba saat berlayar dari Pelabuhan Simanindo (Samosir) menuju Tigaras (Simalungun). Kapal kayu itu tenggelam sekitar 1 mil laut dari Pelabuhan Tigaras.

Cuaca saat kapal berlayar memang kurang baik. Angin bertiup dengan kencang yang menyebabkan ombak tinggi disertai hujan deras. Namun kapal diduga tenggelam karena kelebihan muatan.

Kapasitas kapal hanya 60 penumpang. Ternyata menurut tim gabungan jumlah sementara penumpang kapal Sinar Bangun yang tenggelam itu 206 orang. Diperkirakan jumlah penumpang yang belum ditemukan 184 orang, sedangkan penumpang yang berhasil ditemukan 22 orang yang terdiri dari 19 penumpang selamat dan 3 meninggal dunia.

Tentunya ada catatan untuk data di atas karena jumlah penumpang sesungguhnya susah dipastikan sehubungan kapal tidak memiliki manifest.

Ternyata pelabuhan di Danau Toba tidak dikelola dengan baik. Akibat longgarnya pengawasan, pengaturan di dermaga sepenuhnya dikuasai oleh preman.

Sebetulnya hal-hal yang meliputi pengelolaan kelaikan kapal, dan menerbitkan surat-surat kapal yang beroperasi berada di tangan Dinas Perhubungan Provinsi. Tapi menurut Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Budi Setiadi, selama ini yang bermain di sana adalah mekanisme pasar. Penguasanya adalah preman katanya lagi.

Budi melanjutkan: "Ya katakanlah otoritas (Dishub) mungutin seribu perak, lalu urusan lain, urusan kamu. Dan ini sudah menjadi pembiaran cukup lama banget". 

Terkesan bahwa Dirjen Perbungan Darat memposisikan dirinya seolah-olah dia adalah pengamat. Padahal kalau ada pembiaran tidak sepantasnya dia berkeluh kesah. Dia adalah orang yang bertanggung jawab atau ikut bertanggung jawab atas pembiaran ini.

Tidak pantas juga dia mengatakan terkejut atas dikuasainya pelabuhan di Danau Toba oleh preman. Karena pertanyaannya selama ini kemana saja engkau.

Singkatnya jangan cuci tangan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Siapa yang bertanggung jawab atas cukuran batok kelapa ini?

Seperti di film Dumb and Dumber Seorang remaja, Aiden Bowness (17), ingin terlihat rapi pada pesta keluarga, namun salon langganannya tutup Selasa siang kemarin. Karena itu dia pergi ke tempat lain, Brazuca Gentry Grooming di Carlisle Cumria dengan membawa contoh foto cukuran sederhana pendek di belakang dan samping. Dia berpendapat potongan rambut yang dikehendakinya sederhana sehingga tidak memerlukan penjelasan lebih lanjut. Kemudian dengan bayaran 8 pound sterling (Rp 150.000), didapati seolah-olah rambutnya dicukur dari ujung mangkuk seperti  pelawak Jim Carrey dalam film Dumb and Dumber. Malu dengan potongan rambut yang demikian maka keesokan hari,  sambil menutupinya dengan topi dia pergi ke pemangkas rambut langganannya. Untuk perbaikan atas cukuran batok kelapa ini Bowness perlu mengeluarkan ongkos tambahan sebesar 5 pound (Rp 93.000). Dia memposting pengalamannya itu di Facebook dan segera menjadi viral. Namun pemilik salon rambut, Flamencia membantah

Coca Cola sedang mengamati pasaran minuman yang dicampur ganja

Apakah di rak ini akan ada CocaCola  mengandung ganja? Menurut laporan dari Amerika Serikat CocaCola sedang mempertimbangkan dengan serius untuk memproduksi minuman yang mengandung ganja. Perusahaan raksasa  minuman ringan ini mengamati dengan seksama pasar minuman ganja yang tumbuh dengan pesat dan ada kemungkinan akan masuk dalam waktu yang dekat. CocaCola mengumumkan minatnya dalam pernyataan yang dikeluarkan hari Senin tanggal 17 September. Pernyataan ini menanggapi laporan dari BNN Bloomberg yang mengatakan Coke sedang dalam pembicaraan dengan Canada Cannabis Inc. untuk mengembangkan minuman yang diinfus dengan cannabidiol (CBD), zat kimia non-psikoaktif yang terkandung dalam ganja. Coke akan mengikuti gerak cepat pembuat alkohol besar dan perusahaan rokok untuk menguji pasar ganja dan mencari mitra menjelang tanggal 17 Oktober pada waktu mana ganja rekreasi diluncurkan secara legal di Kanada.  Coke dan Aurora dalam pernyataan terpisah mengatakan tertarik dengan

Bravo Perusahaan Listrik Negara

Meminjam lirik dari  lagu Sayur Kol, waktu aku jalan-jalan ke Senayan hujan turun dengan derasnya.  Kemarin pagi saya menghadiri suatu acara di Gedung Caraka Loka di dekat Senayan. Karena adanya aturan nomor ganjil dan genap, pesanan taksi online saya tidak mendapatkan response. Maka dalam pesanan baru tujuan saya ganti ke suatu mal yang terletak di Senayan yang tidak terdampak oleh aturan ganjil dan genap. Pikir saya nanti turun saja di persimpangan Hang Tuah dan Senayan dan tinggal menyebrang ke gedung Caraka Loka. Benar tidak lama kemudian saya mendapatkan taksi. Di tengah perjalanan turun hujan deras sehingga walaupun hanya menyeberangi jalan saya kebasahan juga.  Ini adalah gangguan pertama yang saya alami kemarin. Saya teringat pada  pepatah 'sedia payung sebelum hujan'.  Gangguan kedua saya alami di rumah sekembalinya dari acara. Ternyata listrik mati. Saya menayakan ke beberapa tetangga ternyata mereka mengalami hal yang sama. Listrik mati menjelang jam 10 pag