Langsung ke konten utama

Panel surya yang dapat dicetak dengan printer biasa


Sejak beberapa waktu yang lalu sekelompok ilmuwan material Australia dari CSIRO, Universitas Monash dan Universitas Melbourne telah mengembangkan teknik untuk mencetak sel surya kepermukaan plastik. Tim ini sudah mepersiapkan tahapan komersialisasi di mana cover pelindung dapat merangkap sebagai pengisi daya gadget Anda dan tahap energi terbarukan sudah di ambang pintu.

Pelindung iPad, tas laptop, kulit iPhone bukan hanya merupakan casing elektronik tapi juga untuk mengumpulkan energi dan memberi daya pada peralatan elektronik tersebut.

Dalam perkembangan selanjutnya  jenis baru tenaga surya yang murah  baru saja diluncurkan di Australia dan itu bisa saja merupakan tanda dimulainya pasar baru yang inovatif untuk energi terbarukan. 

Profesor Paul Dastoor telah membuat panel surya organik yang dapat dicetak dengan menggunakan printer konvensional. Dengan menggunakan tinta elektronik yang dicetak ke lembaran plastik tipis sub-milimeter, panel dapat diproduksi dengan harga kurang dari $ 10 atau kurang dari 150 rupiah per meter persegi dan dipasang hanya oleh beberapa orang dalam satu hari kerja.

Sejak profesor Universitas New Castle mengembangkan panel tersebut pada bulan Mei 2017, mereka sekarang sedang menguji instalasi percobaan 6 bulan di fasilitas perbaikan palet di Australia.

Pemasangan 200 meter persegi di gedung merupakan aplikasi komersial pertama teknologi tersebut di Australia dan kemungkinan di seluruh dunia. Jika percobaan ini terbukti efisien, teknologi surya kemungkinan akan pidah ke pasar komersial yang lebih luas dalam beberapa tahun ke depan.

Menurut The Guardian pengembangan materi yang murah dan mudah dipasang tersebut dapat membuat pendaftaran akun energi sama mudahnya dengan pendaftaran akun telpon baru.

Ini adalah penerapan komersial pertama dari tenaga matahari yang dicetak di Australia, kemungkinan di dunia kata Dastoor dan merupakan langkah bersejarah dalam evolusi teknologi.







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pecandu seks yang berjuang melawan ketagihannya menjadi sembuh setelah berkunjung ke Bali

Nama wanita ini Erica Garza, 35 tahun, dari Los Angeles. Dia adalah pecandu seks yang berjuang melawan ketagihan pornografi yang diidapnya sejak usia dua belas tahun. Perjuangannya ini berlangsung selama 20 tahun. Kisah hidupnya dituliskan dalam memoir " Getting off : perjalanan seorang wanita melalui ketagihan seks dan pornografi". Diceritakan bahwa sejak umur 12 tahun sampai permulaan 30 tahun dia kecanduan pornografi. Mulanya dia menonton pornografi lunak yang ditayangkan di Cinemax ketika kedua orangtuanya tidur. Ketika lebih dewasa, dengan berkembangnya internet, dia beralih ke materi yang lebih panas dengan menggunakan komputernya. Wanita ini menjadi ketagihan hubungan seks sejak kehilangan keperawanannya di usia 17 tahun. Dalam usia duapuluhan dia mengadakan pesta di rumah, bisa empat kali dalam seminggu. Tujuannya agar bisa berjumpa dengan pria dan kemudian diajak nonton porno online. Setelah  cukup banyak minum tequila dia akan mengoceh mengenai hal-hal yang...
INDAH PADA WAKTUNYA Pada saat terjadi gangguan listrik kemarin malam,  saya dan anak saya yang kebetulan berada di rumah memutuskan untuk makan di luar. Karena pesan taksi online gagal terus, kami putuskan naik angkot saja. Dari Ulujami ada dua jurusan yang dapat di pilih yaitu yang menuju Kebayoran/Kebayoran Lama atau ke Bintaro atau Ceger. Karena di pinggir jalan gelap sekali kami sepakat angkot yang duluan datang akan kami naiki.  Tak lama kemudian angkot yang kami kira jurusan Bintaro sudah berhenti di depan kami. Di tengah jalan kami bertanya kepada supir apakah nanti akan melewati Bintaro Plasa. Ternyata kami salah naik, namun supir mengatakan nanti di pertigaan...(saya lupa) pindah saja ke angkot F 10 yang memang melalui Plasa tersebut. Dipertigaan yang dimaksud kami diturunkan. Di seberang kami melihat bangunan luas yang terang benderang seperti mall. Saya berpikir  di sini sajalah kami makan. Dengan hati-hati kami menyeberangi jalan dan s...

Sayang harta perempuan ini nekad masuk rontgen

Kejadiannya di stasion kereta api Dongguan di China Selatan. Wanita ini mungkin mudik dalam rangka Imlek dan membawa banyak uang tunai di tasnya. Tasnya harus diperiksa dengan X-ray mamun dia tidak percaya pada petugas dan tidak mau membiarkan tasnya  diletakkan di ban berjalan tanpa terkawal. Maka dengan nekat dia naik di ban berjalan untuk melindungi hartanya  walaupun sudah diperingatkan oleh petugas bahwa radiasi  sinar rontgen tinggi. Cuplikan dari kamera sekuriti memperlihatkan wanita tersebut meletakkan barang-barangnya di ban berjalan lalui naik dan merangkak di belakang barang-barang tersebut. Petugas di stasiun hanya mentertawakan wanita ini karena dianggap aneh, dan meneruskan tugas mereka. UPI