Langsung ke konten utama

Kekerasan merupakan rintangan eSports untuk bisa dipertandingkan di Olimpiade



eSports atau olahraga elektronik adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan permainan video game kompetitif. Berbeda dengan pemain game biasa pelaku eSports menyukai kompetisi hingga skala besar. Turnamen biasanya diikuti oleh gamer profesional yang besaingan satu dengan yang lain untuk mendapatkan hadiah.


Beberapa permainan eSports yang populer saat ini adalah League of Legends, Counter Strike, Global Offensive, Hearthstone, Overwatch, Dota 2, Call of Duty dll.

Permainan bisa dimainkan di konsol seperti Xbox One atau PS4 sementara yang lain dimainkan menggunakan perangkat komputer melalui koneksi LAN. Pertandingan bisa disaksikan oleh penonton secara langsung di tempat pertandingan atau melalui internet melalui platform streaming seperti Twitch yang menyiarkan game secara daring dan real time.

Untuk pertama kalinya Dewan Olimpiade Asia (Olympics Council of Asia, OCA) menyertakan permainan gim video kompetitif atau eSports di Asian Games 2018. Kali ini eSports tampil sebagai cabang olahraga eksibisi, artinya pemenangnya akan mendapatkan medali namun tidak dihitung dalam perolehan medali bagi negaranya (klasemen umum).

Yang akan dipertandingkan dalam cabang ini adalah 6 gim yaitu: League of Legends, Pro Evolution Soccer, Arena of Valor, Starcraft II, Hearthstone dan Clash Royale. Menurut jurubicara Inasgoc, Danny Buldansyah, eSports mulai diikut sertakan karena merupakan bagian dari olahraga modern yang banyak melibatkan kaum millenial dan sport yang merupakan hiburan yang berkembang pesat di masyarakat.

eSports memang tidak dapat dianggap sebagai segmen khusus mengingat bahwa penontonnya secara global 320 juta orang. Tapi perdebatan mengenai apakah eSports merupakan olahraga masih terus berlangsung.

Keberhasilan  demonstrasi eSports di Asian Games yang baru lalu masih kurang cukup meyakinkan Presiden Komite  Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach untuk memasukkan eSports sebagai cabang olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade.

Menurut Thomas Bach eSports  'terlalu mengandung unsur kekerasan'  untuk bisa bagian Olimpiade. Kata Bach: "Kita tidak bisa mempromosikan cabang Olimpiade yang memperlihatkan kekerasan dan diskriminasi atau bisa disebut "killer games". Hal ini bertentangan dengan nilai-nilai Olimpiade dan tidak dapat diterima.

Kemungkinan besar kejadian penembakan massal pada turnamen Madden NFL di Jacksonville Florida beberapa belum lama ini  juga mempengaruhi pertimbangan OIC.

Sementara itu Alibaba salah satu sponsor Olimpiade 2028 melalui CEO  Zhang Dazhong mengemukakan bahwa untuk pengembangan eSports ke depan kita akan fokus pada game yang berhubungan dengan olahraga ketimbang game yang menawarkan kekerasan dan pembunuhan.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pecandu seks yang berjuang melawan ketagihannya menjadi sembuh setelah berkunjung ke Bali

Nama wanita ini Erica Garza, 35 tahun, dari Los Angeles. Dia adalah pecandu seks yang berjuang melawan ketagihan pornografi yang diidapnya sejak usia dua belas tahun. Perjuangannya ini berlangsung selama 20 tahun. Kisah hidupnya dituliskan dalam memoir " Getting off : perjalanan seorang wanita melalui ketagihan seks dan pornografi". Diceritakan bahwa sejak umur 12 tahun sampai permulaan 30 tahun dia kecanduan pornografi. Mulanya dia menonton pornografi lunak yang ditayangkan di Cinemax ketika kedua orangtuanya tidur. Ketika lebih dewasa, dengan berkembangnya internet, dia beralih ke materi yang lebih panas dengan menggunakan komputernya. Wanita ini menjadi ketagihan hubungan seks sejak kehilangan keperawanannya di usia 17 tahun. Dalam usia duapuluhan dia mengadakan pesta di rumah, bisa empat kali dalam seminggu. Tujuannya agar bisa berjumpa dengan pria dan kemudian diajak nonton porno online. Setelah  cukup banyak minum tequila dia akan mengoceh mengenai hal-hal yang...

Bayi yang mempunyai 2 muka 1 tubuh 2 tangan dan 2 kaki

Gilang Andika dari Batam yang mempunyai dua wajah ini merupakan kembar siam yang tidak berkembang dengan baik di rahim ibunya. Umurnya sekarang dua bulan dan sedang berjuang untuk dapat bertahan hidup karena kondisi otaknya yang gawat yang menyebabkan bertumpuknya cairan. Orangtuanya, Ernilasari dan Mustafa dengan sangat ingin mendapatkan bantuan untuk menyelamatkan nyawa anak mereka karena dokter-dokter setempat menyatakan tidak mampu untuk mengoperasinya. Meskipun dia hanya memiliki satu tubuh dengan dua tangan dan dua kaki, secara teknis Gilang adalah kembar siam, kondisi ini terjadi satu dari setiap 250.000 kelahiran. Di kepalanya dia memiliki wajah dan otak dari seorang saudara kandung yang tidak mengembangkan tubuhnya sendiri di dalam rahim, karena telur ibunya tidak benar-benar terbelah menjadi dua selama kehamilan. Dia tidak bisa disusui, oleh karena itu sekarang ini dia mendapatkan susu melalui tabung. Dia juga berada dalam kondisi yang disebut hydrocephalus yang ...
INDAH PADA WAKTUNYA Pada saat terjadi gangguan listrik kemarin malam,  saya dan anak saya yang kebetulan berada di rumah memutuskan untuk makan di luar. Karena pesan taksi online gagal terus, kami putuskan naik angkot saja. Dari Ulujami ada dua jurusan yang dapat di pilih yaitu yang menuju Kebayoran/Kebayoran Lama atau ke Bintaro atau Ceger. Karena di pinggir jalan gelap sekali kami sepakat angkot yang duluan datang akan kami naiki.  Tak lama kemudian angkot yang kami kira jurusan Bintaro sudah berhenti di depan kami. Di tengah jalan kami bertanya kepada supir apakah nanti akan melewati Bintaro Plasa. Ternyata kami salah naik, namun supir mengatakan nanti di pertigaan...(saya lupa) pindah saja ke angkot F 10 yang memang melalui Plasa tersebut. Dipertigaan yang dimaksud kami diturunkan. Di seberang kami melihat bangunan luas yang terang benderang seperti mall. Saya berpikir  di sini sajalah kami makan. Dengan hati-hati kami menyeberangi jalan dan s...