Ginjal bioartificial yang dicangkokkan kepada manusia siap untuk diuji coba pada akhir tahun ini. Andaikata sudah didapatkan persetujuan dari administrasi yang berwenang di bidang makanan dan obat-obatan di Amerika Serikat (FDA) maka kreasi trobosan ini dapat menyelamatkan ribuan pasien yang saat ini sedang menunggu pencangkokan.
Dengan trobosan ini dokter tidak tergantung pada pencakongkokan ginjal donor. Jumlah donor tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka yang memerlukan pencangkokan. Masalah lainnya adalah tipe darah yang cocok dan penolakan oleh tubuh.
Memang ada mesin pencuci darah atau dialysis namun prospeknya tidak bagus. Tingkat kelangsungan hidup setelah 3 tahun hanya 50 persen. Lagipula kualitas hidup mereka yang menjalani perawatan ini buruk. Bayangkan jika Anda dikaitkan dengan slang-slang dan darah Anda diputar-putar seperti pakaian di mesin cuci selama berjam-jam dan beberapa kali seminggu.
Jadi jelas ada kebutuhan alternatif dan inilah yang ingin dicapai oleh para peneliti Vanderbilt yang berkerjasama dengan Universitas California San Fransisco. Bagian utama dari sistem yang mereka kembangkan adalah nanofilter yang terbuat dari silikon yang pada dasarnya mengeluarkan molekul yang tidak diinginkan dari darah, seperti produk limbah, kelebihan air dan garam.
Ini adalah pekerjaan utama ginjal dan juga peran mesin dialisis, tetapi kemajuan dalam nanoteknologi telah menghasilkan pori-pori yang lebih baik dan lebih seragam dengan demikian penyaringan lebih efisien daripada membran dimana molekul dipertukarkan dalam dialisis.
Walaupun tadi beberapa kali digunakan kata 'nano', namun perangkat ini tidaklah kecil. Besarnya seukuran cangkir kopi, tidak jauh dari ukuran ginjal sebenarnya. Tapi tidak perlu untuk mengangkat ginjal demi memberikan ruangan untuk alat tersebut. Ginjal buatan itu dirancang untuk disisipkan di dekatnya dan duhubungkan ke suplai darah dan kandung kemih pasien.
Komentar
Posting Komentar