Langsung ke konten utama

Anda membasmi rumput liar dengan Roundup? Hati-hati terhadap kemungkinan kanker

Di Indonesia Roundup diiklankan sebagai herbisida sistemik. Diklaim bahwa dengan menyemprotkan cairan ini ke cabang gulma atau ranting gulma maka seluruh gulma akan mati sampai akar. Maka penggunaan waktu akan lebih efisien.

Dikatakan  bahwa Roundup merupakan herbisida yang paling sering digunakan di pertanian dan perkebunan. Katanya lagi kelebihan dari roundup pembasmi rumput ini  adalah mudah terserap oleh gulma. Dalam  satu atau dua jam sudah 100 persen terserap.

Tujuan "Kubritau" untuk membahasnya di sini bukanlah untuk mencegah kawan-kawan menggunakan Roundup tapi mempertimbangkan penggunaannya. Kalau kebetulan Anda belum megetahui, "Kubritau"  ingin memberitahukan bahwa dalam gugatan hukum di AS  terhadap Roundup,  pada tanggal 10 Agustus juri memerintahkan Monsanto untuk membayar US$ 289 juta atau sekitar 41,86 trilyun rupiah kepada seorang pasien kanker.

Pasien tersebut bernama Dewayne Johnson yang berkerja sebagai pemelihara taman sebuah sekolah. Dia menderita kanker stadium akhir setelah menggunakan pembasmi gulma Roundup. Menurut kesaksian dokter yang merawatnya paling lama Johnson hanya dapat bertahan sampai tahun 2020.

Pria yang berusia 46 tahun ini yang bekerja untuk sistem sekolah di California dan dalam rangka pengendalian hama memakai pembasmi rumput liar tersebut hingga 30 kali setahun. Selama waktu itu dia mencampur dan menyemprotkan ratusan galon bahan kimia tersebut.
Penggugat Dewayne Johnson

Yang penting sebetulnya bukan jumlah yang harus dibayar produsen Roundup kepada Johnson karena saya dan kawan-kawan tidak akan kecipratan. Bagi kita  yang penting adalah pertanyaan mengapa ada keharusan membayar jumlah tersebut. 

Setelah membahas selama dua setengah hari juri Superior Court mendapati bahwa limfoma non-Hodgkin yang diidap Dewayne Johnson setidak-tidaknya sebagian karena menggunakan glifosat, bahan utama dalam Roundup. Johnson secara teratur menggunakan glifosat sebagai semprotan dalam tugasnya pemelihara taman.

Menurut hakim Suzanne Ramos Bolanos, "Monsanto bertindak dengan kebencian, penindasan dan penipuan sehingga karena itu patut dihukum".
Pada waktu mengumumkan putusan hakim Belanos membacakan daftar pertanyaan yang diajukan ke juri mengenai keamanan Roundup dan apakah penggunanya dapat melihat resiko yang terkait dengannya.

"Apakah Mosanto tahu atau seharusnya tahu bahwa pengguna tidak akan menyadari bahaya itu?"
"Apakah Mosanto tidak memperingatkan bahaya tersebut dengan baik?"
"Apakah tidak adanya peringatan dari Monsanto merupakan faktor penting sebagai penyebab kerusakan terhadap Johnson?"
Jawaban juri atas semua pertenyaan di atas adalah "Ya".

Wakil Presiden Monsanto, Scott Partridge menyatakan bahwa perusahaan ini akan mengajukan banding terhadap putusan tersebut. Kata Partridge: "Kami bersimpati kepada Johnson dan keluarganya. Namun ditambahkan olehnya bahwa putusan tersebut tidak sejalan dengan 800 penelaahan ilmiah dan ulasan yang mendukung fakta bahwa glisofat tidak menyebabkan kanker khususnya tidak menyebabkan kanker Johnson".


Di waktu yang lalu Monsanto menggugat Kantor Penilaian Bahaya Kesehatan Lingkungan California karena mennambahkan glisofat dalam daftar bahan kimia
penyebab kanker tapi kalah perkara.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pecandu seks yang berjuang melawan ketagihannya menjadi sembuh setelah berkunjung ke Bali

Nama wanita ini Erica Garza, 35 tahun, dari Los Angeles. Dia adalah pecandu seks yang berjuang melawan ketagihan pornografi yang diidapnya sejak usia dua belas tahun. Perjuangannya ini berlangsung selama 20 tahun. Kisah hidupnya dituliskan dalam memoir " Getting off : perjalanan seorang wanita melalui ketagihan seks dan pornografi". Diceritakan bahwa sejak umur 12 tahun sampai permulaan 30 tahun dia kecanduan pornografi. Mulanya dia menonton pornografi lunak yang ditayangkan di Cinemax ketika kedua orangtuanya tidur. Ketika lebih dewasa, dengan berkembangnya internet, dia beralih ke materi yang lebih panas dengan menggunakan komputernya. Wanita ini menjadi ketagihan hubungan seks sejak kehilangan keperawanannya di usia 17 tahun. Dalam usia duapuluhan dia mengadakan pesta di rumah, bisa empat kali dalam seminggu. Tujuannya agar bisa berjumpa dengan pria dan kemudian diajak nonton porno online. Setelah  cukup banyak minum tequila dia akan mengoceh mengenai hal-hal yang...

Bayi yang mempunyai 2 muka 1 tubuh 2 tangan dan 2 kaki

Gilang Andika dari Batam yang mempunyai dua wajah ini merupakan kembar siam yang tidak berkembang dengan baik di rahim ibunya. Umurnya sekarang dua bulan dan sedang berjuang untuk dapat bertahan hidup karena kondisi otaknya yang gawat yang menyebabkan bertumpuknya cairan. Orangtuanya, Ernilasari dan Mustafa dengan sangat ingin mendapatkan bantuan untuk menyelamatkan nyawa anak mereka karena dokter-dokter setempat menyatakan tidak mampu untuk mengoperasinya. Meskipun dia hanya memiliki satu tubuh dengan dua tangan dan dua kaki, secara teknis Gilang adalah kembar siam, kondisi ini terjadi satu dari setiap 250.000 kelahiran. Di kepalanya dia memiliki wajah dan otak dari seorang saudara kandung yang tidak mengembangkan tubuhnya sendiri di dalam rahim, karena telur ibunya tidak benar-benar terbelah menjadi dua selama kehamilan. Dia tidak bisa disusui, oleh karena itu sekarang ini dia mendapatkan susu melalui tabung. Dia juga berada dalam kondisi yang disebut hydrocephalus yang ...

Lukisan Raden Saleh "La Chasse au Taureau Sauvage" (Perburuan Banteng) terjual dengan harga 149 miliar

Lukisan Raden Saleh yang diberi judul bahasa  Perancis "La Chasse au Taureau Sauvage"  terjual dengan harga 149 miliar rupiah dalam pelelangan di Vannes Perancis. Juru lelang Jack-Philippe Reullan mengemukakan bahwa lelang ini dimenangkan oleh orang Indonesia yang mengikuti lelang melalui e-mail. Menurut Reullan ada dua belas peminat yang mengikuti lelang tersebut dan salah satunya adalah Museum Pasifika di Bali. Dua diantara peminat tersebut hadir dilokasi lelang. Lukisan yang berukuran 110X180 cm tersebut ditemukan di sebuah gudang bawah tanah di Perancis pada bulan Agustus 2017. Lukisan itu dibuat pada tahun 1855. Kebanyakan obyek lukisan Raden Saleh adalah perburuan besar binatang liar pada abad ke-19. Di lukisan ini Raden Saleh digambarkan menunggang kuda pada sebuah perburuan menurut adat Jawa. "Keluarga di mana lukisan tersebut ditemukan menyatakan tidak tahu menahu mengenai lukisan ini dan ingin menyingkirkan lukisan yang ukurannya cukup besar itu...