Pada tahun 2013 Melati dan Isabel Wijsen meluncurkan usaha non-profit andalan mereka "Bye Bye Plastic Bags" yang mengusahakan dikeluarkannya larangan penggunaan kantong plastik sekali pakai di seluruh kepulauan Indonesia.
Oleh karenanya mereka tidak boleh kecil hati dengan statistik: 5 persen tas didaur ulang di Bali dan rangkaian pulau tersebut merupakan penghasil sampah pelastik laut terbesar kedua.
Di sekolah mereka terinspirasi oleh para pemimpin dunia seperti Martin Luther King Jr. dan Mahatma Gandhi yang memberi dampak perubahan positif. Maka kedua anak yang berumur 15 dan 17 tahun melangkah maju menunju tujuan menghilangkan kantong-kantong yang merusak lingkungan.
Pada bulan Juli 2015 secara tertulis provinsi Bali berjanji untuk melakukan pekerjaan ke arah pelarangan pada akhir tahun 2018. Dokumen itu ditandatangani oleh gubernur Bali, Mangku Pastika.
Dua tahun yang lalu setelah terkumpulnya 100.000 tandatangan, bandara Bali mengucapkan selamat berpisah kepada kantong plastik. Tahun yang lalu One Island and One Voice, kumpulan LSM dan bisnis lokal menyelenggarakan pembersihan pantai terbesar dalam sejarah pulau tersebut. Sebanyak 12.000 sukarelawan dari seluruh dunia mengangkat 40 ton sampah di 55 lokasi terpisah di pulau tersebut.
Sejak memulai perang suci melawan kantong plastik tahun 2013 mereka telah menorehkan bebrapa hasil yang luar biasa termasuk menjadi pembicara di TED yang membahas sampah plastik dan pendekatan akar rumput mereka untuk menyelesaikannya dan diundang sebagai pembicara tamu pada Konperensi Samudera Dunia PBB di New York.
Dengan semakin mendekatnya batas waktu tahun 2018, pada tahun 2017 Melati dan Isabel menghadiri beberapa pertemuan dengan pemerintah mereka. Terkait dengan janji semula yang dibuat 3 tahun yang lalu ada perdebatan dan ketidak pastian apakah provinsi Bali mempunyai kewenangan untuk mengeluarkan larangan umum. Kedua gadis tersebut berpendapat bahwa sebagai daerah otonom pulau Bali mempunyai kewenangan untuk mengeluarkan larangan umum.
Kedua gadis itu sadar bahwa dengan insentif ekonomi maka transisi ke larangan penuh akan lebih mudah dicapai. Maka mereka menyarankan kebijakan membayar untuk plastik dengan membebani setiap plastik yang dibuat dan dijual. Ditunjukkan bahwa 40 negara telah melembagakan pungutan, larangan dan pajak atas kantong plastik dan pulau mereka kehilangan pendapatan dari sektor turis USD 53 juta karena polusi plastik setiap tahun.
Komentar
Posting Komentar