Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa tsunami yang menerjang sebagian Banten bukan dipicu oleh aktivitas seismik tektonik. Dia memastikan bahwa seismograf tidak mencatat adanya gempa bumi akibat pergeseran lempeng bumi yang kerap menibulkan tsunami. BMKG menduga tsunami diakibatkan erupsi Gunung Anak Krakatau.
Dwikorita menjelaskan bahwa Sabtu kemarin (22 Desember) terjadi dua peristiwa. Pertama, adanya potensi gelombang tinggi yang diperkirakan terjadi di rentang 21 - 25 Desember di Selat Sunda. Kedua adanya pemberitahuan dari Badan Geologi Kementerian ESDM yang mengatakan bahwa tanggal 21/12 pukul 13:15 WIB terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau pada level waspada.
Korban
Menurut Kepala Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwonugroho, hingga Minggu tsunami telah merenggut 20 nyawa dan disertai korban luka 165 orang dan 2 orang lainnya masih belum dapat ditemukan.
Korban terbesar dikabupaten Pandeglang dan Serang di Banten serta Lampung Selatan. Di Kabupaten Pandeglang yang terkena adalah Kecamatan Carita, Panimbang dan Sumur. Korban meninggal 14 orang, 150 luka-luka, 43 rumah dan 9 hotel rusak berat serta puluhan kendaraaan mengalami kerusakan.
Di samping itu tiga orang meninggal dunia, empat orang luka dan dua hilang di Serang.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Lampung Sealatan Ketut Sukerta empat kecamatan di Lampung Selatan terkena Tsunami. Dampaknya cukup parah di wilayah pesisir, banyak rumah yang roboh. Sukerta menginformasikan ada 7 orang meninggal dan 89 mengalami luka-luka akibat tsunami di Lampung.
Update
Jumlah korban dan kerusakan akibat tsunami yang menghantam wilayah pantai di Selat Sunda terus bertambah dan pada hari Minggu 23 Desember pukul 16:00 WIB mencapai 222 orang meninggal dunia, 843 orang luka-luka da 28 orang hilang.
Menurut Sutopo dari BNPB kerusakan materiil meliputi 556 unit rumah rusak, 9 hotel mengalami kerusakan berat, 60 warung makan rusak dan 350 kapal dan perahu rusak. Korban dan kerusakan ini berasal dari 4 kabupaten yaitu Pandeglang, Serang, Lampung Selatan dan Tanggamus.
Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah karena belum semua korban dievakuasi, belum semua Puskesmas melaporkan korban dan belum semua lokasi dapat didata. Kondisi ini menyebabkan data masih akan berubah.
Sumber: Antara dan detik.com
Komentar
Posting Komentar