Langsung ke konten utama

Pilot United Airlines menghadapi tuduhan tidak senonoh


Kapten Pilot United Airlines Andrew Collins,54, yang berkebangsaan Inggris tanggal 20 September ditahan karena tampak telanjang di dekat jendela kamar hotelnya. Dia mengatakan dia tidak tahu bahwa dia dapat terlihat dari dalam terminal di Bandara Internasional Denver.

Pilot yang telah menerbangkan pesawat United selama 22 tahun ini mengemukakan kepada Denver Post bahwa dia tidak menyadari dirinya terlihat oleh orang-orang yang berada di terminal utama Bandara Internasional Denver yang dilapisi kaca hijau itu. Sebaliknya polisi kukuh bahwa pilot yang berbasis di Virginia Utara tersebut menyadari sepenuhnya apa yang dilakukannya.

Kepada Denver Post dia mengaku dirinya baru saja bangun setelah hari yang berat karena dialihkan ke beberapa bandara di Amerika. Kemarin dia baru pergi tidur setelah 30 jam terjaga.

Kemudian dia bersiap-siap untuk mandi dan sedang berbicara di telpon. Kepada Post, Collins mengatakan bahwa pagi itu sangat indah dan karena itu dia membuka tirai jendela kamarnya. Ditambahkan bahwa dia tidak bisa melihat terminal. Katanya dia tidak menyadari kalau orang yang berada di dalam terminal dapat melihat dirinya ketika sedang berbicara ditelpon selama 24 menit.

Pada saat pembicaraan telpon selesai petugas kepolisian Denver menggedor pintu kamar Collins di Hotel Westin. Mereka memborgolnya dan membawanya ke ruang tahanan di bandara karena tuduhan melakukan perbuatan tidak senonoh.

Maskapai penerbangan United Airline kini sedang meninjau masalah tersebut. Jurubicara perusahaan, Erin Benson, mengatakan kepada USA Today bahwa Collins "telah dibebaskan dari tugasnya dan menunggu tinjauan internal". Ditambahkan bahwa perusahaan ini akan bekejasama dengan pihak yang berwenang dalam penyelidikan mereka.

Menurut Kantor Kejaksaan Collins akan diajukan ke pengadilan tanggal 5 Desember ini.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pecandu seks yang berjuang melawan ketagihannya menjadi sembuh setelah berkunjung ke Bali

Nama wanita ini Erica Garza, 35 tahun, dari Los Angeles. Dia adalah pecandu seks yang berjuang melawan ketagihan pornografi yang diidapnya sejak usia dua belas tahun. Perjuangannya ini berlangsung selama 20 tahun. Kisah hidupnya dituliskan dalam memoir " Getting off : perjalanan seorang wanita melalui ketagihan seks dan pornografi". Diceritakan bahwa sejak umur 12 tahun sampai permulaan 30 tahun dia kecanduan pornografi. Mulanya dia menonton pornografi lunak yang ditayangkan di Cinemax ketika kedua orangtuanya tidur. Ketika lebih dewasa, dengan berkembangnya internet, dia beralih ke materi yang lebih panas dengan menggunakan komputernya. Wanita ini menjadi ketagihan hubungan seks sejak kehilangan keperawanannya di usia 17 tahun. Dalam usia duapuluhan dia mengadakan pesta di rumah, bisa empat kali dalam seminggu. Tujuannya agar bisa berjumpa dengan pria dan kemudian diajak nonton porno online. Setelah  cukup banyak minum tequila dia akan mengoceh mengenai hal-hal yang...
INDAH PADA WAKTUNYA Pada saat terjadi gangguan listrik kemarin malam,  saya dan anak saya yang kebetulan berada di rumah memutuskan untuk makan di luar. Karena pesan taksi online gagal terus, kami putuskan naik angkot saja. Dari Ulujami ada dua jurusan yang dapat di pilih yaitu yang menuju Kebayoran/Kebayoran Lama atau ke Bintaro atau Ceger. Karena di pinggir jalan gelap sekali kami sepakat angkot yang duluan datang akan kami naiki.  Tak lama kemudian angkot yang kami kira jurusan Bintaro sudah berhenti di depan kami. Di tengah jalan kami bertanya kepada supir apakah nanti akan melewati Bintaro Plasa. Ternyata kami salah naik, namun supir mengatakan nanti di pertigaan...(saya lupa) pindah saja ke angkot F 10 yang memang melalui Plasa tersebut. Dipertigaan yang dimaksud kami diturunkan. Di seberang kami melihat bangunan luas yang terang benderang seperti mall. Saya berpikir  di sini sajalah kami makan. Dengan hati-hati kami menyeberangi jalan dan s...

Sayang harta perempuan ini nekad masuk rontgen

Kejadiannya di stasion kereta api Dongguan di China Selatan. Wanita ini mungkin mudik dalam rangka Imlek dan membawa banyak uang tunai di tasnya. Tasnya harus diperiksa dengan X-ray mamun dia tidak percaya pada petugas dan tidak mau membiarkan tasnya  diletakkan di ban berjalan tanpa terkawal. Maka dengan nekat dia naik di ban berjalan untuk melindungi hartanya  walaupun sudah diperingatkan oleh petugas bahwa radiasi  sinar rontgen tinggi. Cuplikan dari kamera sekuriti memperlihatkan wanita tersebut meletakkan barang-barangnya di ban berjalan lalui naik dan merangkak di belakang barang-barang tersebut. Petugas di stasiun hanya mentertawakan wanita ini karena dianggap aneh, dan meneruskan tugas mereka. UPI