Langsung ke konten utama

Hari Natal terburuk bagi suatu pasangan jompo

Satu pasangan hidup yang sudah uzur di New Brunswick Canada, minggu ini mengucapkan kata perpisahan setelah mereka menjalani hidup bersama selama 73 tahun.
Hari Selasa yang lalu, Herbert dan Audrey Goodine saling memberikan kecupan di bibir dan menucapkan selamat berpisah. Sesaat kemudian Herbert dibawa dengan sebuah van ke tempat perawatan yang baru yang jaraknya 45 menit.

Kakek dan nenek ini telah menikah selama 69 tahun dan selama 3 tahun yang terakhir hidup bersama di Rumah Perawatan Khusus Victoria di Perth-Andover, New Brunswick.
Namun baru-baru ini dilakukan pemeriksaan kesehatan terhadap Herbert dan kemudian pihak yang berwenang memutuskan bahwa rumah perawatan Victoria sudah tidak memadai lagi untuk memelihara kakek yang berumur 91 tahun ini.

Penyakit dimensia yang diidapnya telah berkembang sehingga memerlukan tingkat  perawatan yang lebih tinggi yang tidak tersedia di tempat yang lama. Dianna Phillips putri pasangan tersebut mengatakan pada hari Jum'at yang lalu dia diberitahu bahwa ayahnya harus dipindahkan. Maka pada hari Selasanya, sebuah van membawa ayahnya ke fasilitas lain di Plaster Rock. Audrey, si nenek, mengawasi kepergian suaminya dengan penuh kesedihan melalui jendela.

Menurut Dianna Phillips, orang-orang hendaknya sadar bahwa kita telah menjalankan suatu sistem yang salah. Ada dua kata yang tepat untuk menggabarkan keadaan ini yaitu "kejam" dan "tidak beretika". "Hal yang seperti ini hendaknya tidak dilakukan terhadap orang lain", katanya.

 Dia sedih karena pasangan ini dipisahkan seminggu sebelum Hari Natal. Secara mental dan emosional sulit bagi orangtuanya untuk berpisah karena sampai saat terakhir mereka tidur di villa, kamar dan tempat tidur yang sama.

Phillips memahami bahwa ayahnya memerlukan tingkat perawatan yang lebih tinggi, namun hendaknya pemisahan kedua orangtuanya dilakukan setelah hari besar yang tinggal seminggu lagi. Masih terngiang-ngiang ditelinganya ratapan kedua orangtuanya  ketika berpisah. Ibunya berkata: "Ini adalah Hari Natal yang terburuk bagi kami".

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pecandu seks yang berjuang melawan ketagihannya menjadi sembuh setelah berkunjung ke Bali

Nama wanita ini Erica Garza, 35 tahun, dari Los Angeles. Dia adalah pecandu seks yang berjuang melawan ketagihan pornografi yang diidapnya sejak usia dua belas tahun. Perjuangannya ini berlangsung selama 20 tahun. Kisah hidupnya dituliskan dalam memoir " Getting off : perjalanan seorang wanita melalui ketagihan seks dan pornografi". Diceritakan bahwa sejak umur 12 tahun sampai permulaan 30 tahun dia kecanduan pornografi. Mulanya dia menonton pornografi lunak yang ditayangkan di Cinemax ketika kedua orangtuanya tidur. Ketika lebih dewasa, dengan berkembangnya internet, dia beralih ke materi yang lebih panas dengan menggunakan komputernya. Wanita ini menjadi ketagihan hubungan seks sejak kehilangan keperawanannya di usia 17 tahun. Dalam usia duapuluhan dia mengadakan pesta di rumah, bisa empat kali dalam seminggu. Tujuannya agar bisa berjumpa dengan pria dan kemudian diajak nonton porno online. Setelah  cukup banyak minum tequila dia akan mengoceh mengenai hal-hal yang...

Bayi yang mempunyai 2 muka 1 tubuh 2 tangan dan 2 kaki

Gilang Andika dari Batam yang mempunyai dua wajah ini merupakan kembar siam yang tidak berkembang dengan baik di rahim ibunya. Umurnya sekarang dua bulan dan sedang berjuang untuk dapat bertahan hidup karena kondisi otaknya yang gawat yang menyebabkan bertumpuknya cairan. Orangtuanya, Ernilasari dan Mustafa dengan sangat ingin mendapatkan bantuan untuk menyelamatkan nyawa anak mereka karena dokter-dokter setempat menyatakan tidak mampu untuk mengoperasinya. Meskipun dia hanya memiliki satu tubuh dengan dua tangan dan dua kaki, secara teknis Gilang adalah kembar siam, kondisi ini terjadi satu dari setiap 250.000 kelahiran. Di kepalanya dia memiliki wajah dan otak dari seorang saudara kandung yang tidak mengembangkan tubuhnya sendiri di dalam rahim, karena telur ibunya tidak benar-benar terbelah menjadi dua selama kehamilan. Dia tidak bisa disusui, oleh karena itu sekarang ini dia mendapatkan susu melalui tabung. Dia juga berada dalam kondisi yang disebut hydrocephalus yang ...

Lukisan Raden Saleh "La Chasse au Taureau Sauvage" (Perburuan Banteng) terjual dengan harga 149 miliar

Lukisan Raden Saleh yang diberi judul bahasa  Perancis "La Chasse au Taureau Sauvage"  terjual dengan harga 149 miliar rupiah dalam pelelangan di Vannes Perancis. Juru lelang Jack-Philippe Reullan mengemukakan bahwa lelang ini dimenangkan oleh orang Indonesia yang mengikuti lelang melalui e-mail. Menurut Reullan ada dua belas peminat yang mengikuti lelang tersebut dan salah satunya adalah Museum Pasifika di Bali. Dua diantara peminat tersebut hadir dilokasi lelang. Lukisan yang berukuran 110X180 cm tersebut ditemukan di sebuah gudang bawah tanah di Perancis pada bulan Agustus 2017. Lukisan itu dibuat pada tahun 1855. Kebanyakan obyek lukisan Raden Saleh adalah perburuan besar binatang liar pada abad ke-19. Di lukisan ini Raden Saleh digambarkan menunggang kuda pada sebuah perburuan menurut adat Jawa. "Keluarga di mana lukisan tersebut ditemukan menyatakan tidak tahu menahu mengenai lukisan ini dan ingin menyingkirkan lukisan yang ukurannya cukup besar itu...